Pernahkah terpikir oleh kalian teman, kenapa garis keturunan sedikit banyak juga mempengaruhi masa depan seseorang...? tepatnya yang kumaksud disini adalah ungkapan kalau anak dari ‘si kaya’ akan menjadi penerus ‘sikaya’ tersebut dan anak dari ‘si miskin’ pun akan terus berada dalam kondisi yang kurang lebih sama.
Salah satu alasan yang paling mewakili keadaan tersebut tak lain karena entah mengapa keadaan ekonomi seseorang akan otomatis berpengaruh pada tingkat pendidikan orang tersebut yang nantinya juga akan berdampak kembali pada keadaan ekonomi nya di masa yang akan datang.
Simpelnya begini, ‘si kaya’ tadi jelas tidak akan mengalami kesulitan berarti dalam memberikan pendidikan yang layak bagi anaknya, dan meski belum bisa dipastikan paling tidak, ada peluang yang lebih besar untuk anak dari ‘si kaya’ tersebut berada dalam kondisi serupa dengan orang tuanya.
Keadaan sebaliknya pun akan berlaku, si miskin biasanya sedikit kesulitan dalam membiayai pendidikan anaknya padahal seperti kita ketahui bersama, pendidikan merupakan cara paling efektif dalam merubah nasib seseorang di masa yang akan datang. Siklus ini akan terus berulang jika tidak ada generasi yang ‘mendobrak’nya.
Sayangnya tidak semua orang memiliki ‘kekuatan’besar untuk mendobrak siklus berulang tersebut. Banyak diantara mereka yang pada akhirnya harus mengikhlaskan mimpi-mimpi mereka untuk merubah nasib itu terbang begitu saja. Jika sudah begitu maka sedikit bantuan dari kalangan tertentu akan amat berarti pastinya.
Selain semangat Passion For Better yang memang menjadi taglinenya, kurang lebih hal ini juga merupakan salah satu alasan yang melatarbelakangi program Sharing The Dreams dari SCG Indonesia.
SCG Indonesia sendiri memiliki semangat untuk memberikan ‘sesuatu’ pada ibu pertiwi dengan cara melakukan dobrakan-dobrakan kuat terhadap siklus berulang tadi melalui beasiswa-beasiswa yang diberikan pada mereka yang memiliki mimpi serta fokus pada passionnya.
Dalam mengembangkan bisnisnya SCG Indonesia tak melulu berkutat soal persaingan bisnis saja, tapi juga ikut berfokus pada konsep SD (Sustainable Development) yang mengedepankan keseimbangan antara sumber daya manusia, lingkungan, sosial, serta ekonomi. Dan salah satu bentuk dari komitmen dalam menjalankan hal tersebut adalah konsistensinya dalam menyelenggarakan program Sharing The Dreams tadi.
Pada acara Blogger Gathering yang dilaksanakan sembari memperingati Hari Pendidikan nasional di Kafe The Hook, Setiawan yang merupakan The Dreams alumni saat masih SMA sekaligus penerima program Sharing the Dreams untuk jenjang S1 pun ikut mengungkapkan pengalaman serta rasa syukurnya bisa ikut masuk dalam program yang telah berjalan selama 5 tahun ini.
Ia menceritakan pada kami tentang proses yang harus ia lalui untuk dapat merasakan beasiswa dari SCG Indonesia itu. Pertama tama, ia memang mengaku ditawarkan oleh salah seorang gurunya untuk mengisi formulir pengajuan program ini, dan di arahkan untuk membuat sebuah tulisan essai dengan tema yang berbeda-beda setiap tahunnya.
Selanjutnya ia pun sempat melalui proses seleksi dari psikolog melalui tulisan essai nya tersebut untuk menentukan apakah ia memang memenuhi syarat serta kualifikasi yang memang ‘dicari’ oleh SCG Indonesia. Mbak Novia selaku perwakilan dari SCG Indonesia yang juga hadir dalam acara tersebut pun mengungkapkan bahwa sebenarnya SCG Indonesia sendiri tidak menerapkan syarat yang terlalu tinggi untuk dapat menjadi penerima beasiswanya.
Proses seleksi ini dilakukan untuk melihat kepribadian calon penerima beasiswa tersebut. Tentunya SCG Indonesia tidak mungkin memberikan beasiswa kepada mereka yang memiliki kepribadian buruk, maka tes sikologi melalui tulisan tangan essai ini jelas diperlukan.
O iya Program Sharing The Dreams ini ternyata telah memiliki catatan hingga 1900 penerima beasiswa selama tahun 2012-2017 dan akan genap 2310 penerima beasiswa di tahun 2018 ini. SCG Indonesia berharap nantinya mereka dapat bersinergi dengan para penerima program ini untuk ikut sama-sama membangun negri tercinta kita ini. Nah untuk kalian yang ingin tau lebih lanjut soal Program Sharing The Dreams dari SCG Indonesia ini bisa langsung tengok ke websitenya di www.scg.com/id atau sekolah-sekolah yang telah bekerja sama dengan SCG Indonesia.
Ada keluarga yang susah payah mencari biaya pendidikan. Ada pula yang mudah secara materi tapi males-malesan sekolah. Yang begini ini bikin gemes.
BalasHapusAku mau nih namti anak2ku kuliah dpt beasiswa kyk gini. Mudah2an y
BalasHapusBersyukur banget kalo dpt beasiswa kayak gini dimanfaatkan dengan baik.
BalasHapusWah boleh juga nih infonya, jadi salah satu tesnya yaitu bikin essay ya? Jadi pengen nyoba juga, eh tapi ada batasan umur ga ya>
BalasHapusMenurut mpo tergantung anak itu sendiri (watak dan sifat) dan pendidikan orangtua. Kalau pendidikan orang tua sudah benar tapi sifat anak yang mengangap "7turunan tidak bakalan miskin maka ia malas belajar" maka akan jatuh juga
BalasHapusKeren udah ribuan orang yg dapat beasiswa. Pendidikan memang pondasi penting bagi majunya sebuah negara ya
BalasHapusBahagia banget SCG punya program beasiswa untuk anak yang benar benar ingin belajar, berjuang untuk pendidikan dan kesejahteraan
BalasHapusWah program beasiswanya kereen
BalasHapusSemoga kedepannya gaada lagi pendidikan yang terhambat karena biaya
Inovasi yg bagus di dulurkan scg demi pendidikan karena memang benar, segala kemajuan bangsa di penharuhi oleh generasi berkualitas
BalasHapusSetujuuuu...betul banget.. ga banyak emang anak Dr kalangan ekonomi lemah yang bersemangat mencari beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya. Langkah sgc ini bagus banget. Semoga nanti dapat ditiru yang lainnya
BalasHapusBeasiswa sangat membantu banget ya. Terlebih anak-anak yang dipelosok pasti banyak tuh yang pintar dan status sosial kurang mampu. Harusnya informasi beasiswa begini harus nyampe.
BalasHapusPendidikan memang sangat penting untuk merubah masa depan k yang lebih baik , program yg bagus semoga bisa LBH bnyk mencakup para pelajar berbakat lainnya
BalasHapusnah iya, memang beasiswa bisa jadi salah satu solusi untuk membantu meraih cita-cita keluarga yang secara ekonomi kurang. Tapi memang harus dipastiin sih, yang dapat beasiswa mustinya memang yang kurang mampu aja
BalasHapus