Memperingati suatu hari tertentu tidak selamanya merupakan wujud dari rasa syukur atau perayaan, tapi bisa juga sebagai pengingat untuk selalu waspada. Mungkin itulah pernyataan yang tepat untuk mengungkapkan peringatan hari TB Sedunia yang jatuh di setiap tanggal 24 Maret setiap tahunnya.
Tentunya peringatan hari TB Sedunia bukan untuk dirayakan, tapi lebih ke arah agar kita dapat selalu mengingat bahaya TB itu sendiri dan senantiasa berusaha agar bisa terhindar dari penyakit tersebut. Oleh karena itu aku amat excited ketika diajak ikut dalam puncak peringatan hari TB Sedunia yang bertempat di lapangan silang Monas, Jakarta.
Acara yang dihelat oleh Kementrian Kesehatan dan beberapa pendukung lainnya tersebut berlangsung amat meriah. Semua kegiatan yang ada disana dibuat sedemikian rupa agar kita semua selalu waspada terhadap TB. Ada banyak Photo booth yang sengaja disediakan untuk menyalurkan hasrat ber-foto ria para generasi milenial seperti kita, tentunya lengkap dengan mural yang berisi pesan-pesan seputar TB.
Tuberkulosis atau TB yang diperingati ini adalah penyakit menular yang disebabkanoleh kuman TB (Mycrobacterium Tuberculosis). Kuman ini menyerang tubuh manusia dengan proses penularan yang amat mudah, yaitu hanya melalui udara yang kita hirup. Itulah yang menyebabkan sebagian besar kuman TB yang masuk kedalam tubuh manusia menyerang paru-paru terlebih dahulu, meski pada beberapa kasus kuman TB bisa saja menyerang bagian lain dari tubuh kita.
Meski berbahaya dan memiliki angka penularan yang cukup tinggi, tapi bukan berarti penyakit TB ini tidak bisa kita tekan. Pemerintah Indonesia melalui kementrian kesehatan nya saat ini sedang giat-giatnya mengenalkan TOSS TB pada masyarakat.
TOSS TB merupakan singkatan dari Temukan, Obati, sampai sembuh penyakit TB. Maksudnya adalah sebisa mungkin kita peka terhadap sekeliling kita jika ada orang yang menunjukan gejala penyakit TB agar dapat menganjurkannya untuk segera periksa dan berobat ke instansi kesehatan terdekat.
Gejala penyakit TB yang paling utama adalah Batuk secara terus menerus selama lebih dari 2 minggu baik batuk berdahak maupun tidak. Serta diiringi gejala lainnya seperti, demam /meriang berkepanjangan, sesak napas dan nyeri dada, berkeringat tanpa sebab di malam hari, badan lemas dan nafsu makan berkurang, dan yang terakhir berat badan menurun secara drastis.
Jika sudah terbukti positif mengidap penyakit TB, sebisa mungkin dampingi penderita agar terus semangat berobat sampai sembuh, agar kuman TB tidak menjadi resisten atau kebal obat dan tidak menularkan kuman TB tersebut pada orang disekitarnya.
Pengobatan TB memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tepatnya sekitar 6-8 tahap yang terbagi dalam 2 tahap, yaitu tahap awal (fase intensif) dimana penderita wajib minum obat setiap hari selama 2 atau 3 bulan, dan tahap lanjutan yang mengharuskan penderita minum obat 3 kali seminggu selama 4 atau 5 bulan.
Selain itu, pencegahan TB juga bisa dilakukan dengan cara menerapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti makan makanan yang bergizi, membuka jendela agar rumah mendapatkan cukup sinar matahari dan udara segar, menjemur alas tidur agar tidak lembap, dan mendapat suntikan BCG bagi anak usia dibawah 5 tahun.
Dalam acara ini ada banyak booth dari beberapa puskesmas di sekitar Jakarta, msing-masing booth menawarkan cara edukasi tentang TB yang berbeda-beda pastinya. Dari mulai yang mengenalkan TB melalui permainan panahan, sampai yang mengajak peserta untuk ikutan lomba foto dengan menggunakan masker.
O iya penggunaan masker pada penderita TB merupakan suatu hal yang dianjurkan dalam etika batuk yang juga sedang gencar dilakukan oleh pemerintah. Etika batuk yang dimaksud diantaranya adalah,selalu menutup mulut dan hidung saat sedang batuk dengan menggunakan sapu tangan atau tissu, jika tidak ada maka bisa menggunakan lengan bagian dalam untuk menutup batuknya.
Intinya, pemerintah bersama Kementrian Kesehatan amat berharap agar TB bisa dihilangkan dari Indonesia, dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu pastinya. Yuk mari sukseskan gerakan masyarakat menuju Indonesia bebas tuberkulosis...
0 comments:
Posting Komentar