Kalau dipikir-pikir waktu terasa cepat banget berlalu ya, rasanya masih segar banget dalam ingatanku bagaimana riweuhnya aku menyelesaikan deadline mading yang tayang setiap minggu di sekolahku. Aku memang bukan pemimpin redaksi yang harus bertanggung jawab penuh soal mading sekolah tersebut, tapi aku yang kala itu mengambil ekstra kurikuler Biru, majalah sekolah kami, mau tidak mau ya harus ikut andil juga dalam penayangan mading itu.
Ya, dari dulu aku memang amat menyukai dunia tulis menulis, terutama yang berkaitan dengan mading sekolah. Satu hal yang paling aku suka dari proses pembuatan mading sekolah itu adalah karena mading sekolah tidak hanya mengasah kemampuan kita di dunia tulis menulis tapi juga sekaligus merangsang sisi kreativitas kita, bagaimana caranya kita dapat menuangkan ide-ide tulisan yang ada di pikiran ke dalam sebuah mading sekolah tapi tetap dapat menarik perhatian siswa lain untuk sekedar mampir membacanya.
Disinilah kita dituntut untuk membuat maing tersebut enak dipandang mata dengan berbagai pernak pernik khasnya. Ada banyak bahan yang sering digunakan saat membuat Mading, yang paling sering digunakan adalah kertas karena mudah dibentuk, dihias, dan dikreasikan. Penggunaan bahan-bahan ini perlu dipertimbangkan oleh si pembuat Mading, karena Mading perlu diturunkan dan didaur ulang ketika masa penayangannya sudah berakhir. Sangat disayangkan bila di sisi lain Mading memiliki dampak buruk untuk lingkungan.
Itulah sebabnya, Mading konvensional perlu bergerak bersama dengan lajunya era digital. Mading berupa kertas, triplek, atau styrofoam yang dipajang di dinding perlu diubah formatnya dalam Mading Online tanpa penggunaan kertas sedikitpun.
JANGKAUAN MADING LEBIH LUAS
Selain meminimalkan penggunaan kertas, jangkauan informasi yang dimuat dalam Mading pun menjadi lebih luas. Suatu karya Mading yang telah diunggah di dunia maya akan abadi, Mading hijau tanpa kertas, dapat dicari kembali, dan mudah diakses. Bayangkan jika Mading suatu sekolah tidak hanya dapat dilihat oleh murid di satu sekolah saja namun dapat dibaca oleh seluruh siswa sekolah dan komunitas baru di Tanah Air. Tentunya pertukaran informasi dan kreativitas siswa suatu sekolah akan melaju lebih cepat.
Itulah sebabnya MadingSekolah.Id hadir sebagai wadah baru pengganti majalah dinding konvensional “MadingSekolah.id memberikan wadah bekreasi bagi seluruh pelajar di Indonesia. Di sini, seluruh pelajar dapat memasukkan konten kreatif dalam rupa artikel, desain, animasi, fotografi, hingga video,” ujar Oktora Irahadi selaku Inisiator Program MadingSekolah.id.
“MadingSekolah.id bekerjasama dengan Google, Cameo Project, Maarif Institute, Love Frankie, dan Ruang Guru untuk mendukung kreativitas seluruh siswa sekolah dan guru di Indonesia. Tujuannya agar mereka dapat menjadi Content Creator yang jeli dan kreatif, sekaligus memberikan wadah untuk ruang belajar dan ruang gerak yang positif,” lanjutnya.
TENTANG MADINGSEKOLAH.ID
MadingSekolah.id merupakan Majalah Dinding versi online yang disajikan dalam format Social Media. Setiap sekolah dapat memiliki sebuah akun pada MadingSekolah.id. Di dalam MadingSekolah.id, setiap siswa dan guru yang terdaftar dapat bebas berkreasi memasukkan konten, kemudian menata dan menyesuaikannya menggunakan fitur-fitur yang telah tersedia. Berbagai fitur yang ada di dalam MadingSekolah.id sangat user friendly.
Semua siswa yang terdaftar dapat mengedit konten yang telah diunggah jika dirasa ada informasi yang perlu ditambahkan, termasuk mengubah tata letaknya kapan saja melalui laptop atau smartphone.
MadingSekolah.id akan diluncurkan pada bulan Maret2019 nanti. Pada bulan yang sama hingga akhir tahun 2019 nanti, MadingSekolah.id akan melakukan sosialiasi ke 10 kota besar di Tanah Air untuk memberi kesempatan para siswa dan guru berbagi ilmu bersama beberapa pakar Content Creator.
Pada forum tersebut, setiap sekolah dapat membuat Mading dan berkreasi pada MadingSekolah.id. Ada berbagai hadiah menarik yang akan diundi setiap bulan. Sedangkan bagi rekan wartawan, pada akhir tahun, dua orang yang beruntung pun akan diberi kesempatan untuk datang ke Kantor Pusat Google di Singapura bersama MadingSekolah.id
Jadi sekarang mading sekolah pun bisa berjalan seiring dengan perkembangan jaman ya... By the way diantara kalian ada juga ga sih yang jadi pengurus mading sekolah sepertiku...? Atau kalian termasuk salah satu pengagum rahasia yang suka iseng meletakkan puisi cinta di pojokan mading untuk menarik si dia...? hayooo ngaku... hehehe...
Wah, ada ya mading online. Kudu nih ngasih tahu ke anak gadisku. Di sekolahnya, dia jadi tim mading. Semoga sekolahnya bisa berkreasi di madingsekolah.id ini.
BalasHapusWaduuuuh nostalgia banget lihat mading nih soalnya aku masuk tim redaksi mading sekolah sekarang udah mulai ada mading online ya mudah-mudahan kreatifitas tanpa batas semakin anak-anak bisa makin mendunia kalau udah online
BalasHapusAku juga dulu tim kreatif mading di sekolah mba, suka gunting menggunting dan masukkan tulisan teman-teman. Nah, kalau sekarang ada mading digital jadi lebih oke dan semakin berkreasi.
BalasHapusHiks, mading dan semacamnya ga pernah familier bagi saya.
BalasHapusDulu saya ga pernahs ama sekali masuk ke dalam organisasi di sekolah.
Mungkin karena saya kurang cantik, bapak saya bukan orang hebat.
Di tempat saya dulu hanya cewek2 cantik atau bapaknya hebat yang masuk organisasi sekolah.
Sedih deh, jadinya saya ga pernah kenal mading dan semacamnya.
Wah keren nih ada Mading online. Jadi makin semangat ya anak2 SMA urk berkreasi di bidang tulis-menulis.. HM, jadi ingat puisi2 yg kukirim ke Mading jadul kami dulu..hehe..
BalasHapusJadi inget jaman sekolah dulu tiap bulan selalu berlomba lomba buat mading yang bagus sama tim kelas, skrg syukurlah sudah ada madingsekolah.id jadi tradisi buat mading gak hilang seiring perkembangan teknologi :)
BalasHapusSekolah ku dlu madingnya ga terlalu aktif. Ku hanya sebatas obsesi kr udah keduluan riweuh jd sekretaris osis. Sdgkan mading kok aku lupa yak siapa yg ngurus😅. Tp pernah sih ngisi bbrp kali di mading sekolah. Berrti madingsekolah.id baru akan launching ya. Boleh juga nih ku info ke almamater ku ..
BalasHapusJadi inget jaman SMA.. aku juga mengelola mading sekolah.. terus mengelola mading musholla juga.. dulu tuh kreasi sana sini.. gunting sana sini.. rempong sih tapi tetep menyenangkan kok.. melihat mading era dgital ini envy deh.. duh kenapa hasil karya mading aku dulu yang aku foto yak.. jangankan punya camera, handphone aja masih jelek kualitas gambarnya hehe
BalasHapusMading online? Kreatif banget biasanya Mading di sekolah suka nempelin surat di mading.di era digital sesuai yang tidak mungkin pasti bakal terjadi
BalasHapusjadi inget dulu salah satu tempat favorit di sekolah ya mading :D senang aja baca-baca disana. Sekarang ada mading online ya kerenn deh.
BalasHapusSeiring perkembangan zaman, mading pun ada yang online yaa, Mba :)
BalasHapusKalo dengar kata mading, biasanya langsung ingat Cinta dan Rangga di AADC :)
Waktu SMA saya sudah suka nulis, Mba. Terpikir mau kirim tulisan untuk ditempel di mading sekolah, tapi gak pernah berani. Akhirnya tulisan-tulisan tersebut hanya tersimpan di buku diari saja, hehehe
BalasHapusAku dulu kalau punya karya dan terpilih nempel di mading tuh seneng banget. Rasanya sesuatu gitu. Kalau versi digital, kira-kira rasanya kaya dulu gak yaaa
BalasHapusJadi inget, zaman masih sekolah jadi anggota mading, dan memang benar mesti berkreasi agar mading banyak dibaca teman-teman lain, keren banget nih ada mading secara online, jadinya paperless ya, dan menjangkau pembaca lebih luas
BalasHapusJadi inget jaman sekolah dulu kalau lihat mading, aku gak ikutan sih tapi suka baca-baca aja. Wah ternyata sekarang mading digital ya di MadingSekolah.id meluncur ke sana ah itung-itung mengobati rasa kangen. Mudah-mudahan banyak sekolah yang bergabung juga di dalamnya.
BalasHapusZaman makin maju dan mading pun nggak mau ketinggalan ya, penasaran dengan mading jaman now nih
BalasHapusBerasa nostalgia nih bacanya, ah siapa yang naroh puisi di pojokan mading, hihiii
BalasHapusAnakku yang bungsu juga pengurus majalah sekolah, bukan mading sih kalo di sekolahnya dulu. Coba deh aku suruh ngasih tahu almamaternya agar mendaftar madingsekolah.id ini.
Kyaaa aku dulu nggak pengurus tapi sering ngisi wakakak. Soalnya giliran ditempatku yang ngurusin kak. Biar semua pada belajar mengelola mading yang bagus.
BalasHapusWaaahh keinget zaman sekolah dan kuliah dulu juga suka bikin mading. Skrng udah ada ya mading digital jadi lebih hemat kertas dan lebih efisien gak gunting2 tempel2 lagi hehe
BalasHapuswaktu sekolah dulu juga suka banget baca mading, bentuk-bentuk dan kreasi teman-teman pengurus mading bikin rela berdiri lama dan mata betah tuk baca artikel2 yang ditayangkan di mading, mereka sungguh kreatif deh.
BalasHapustapi seiring perkembangan jaman emang keren banget klo udah ada mading online yang bisa diakses semua kalangan, pasti lebih kece lagi tuh bisa lihat kreasi-kreasi digital dari sekolah lain apalagi sekarang orang makin kreatif, dan pastinya harus lebih ramah lingkungan :)
Waktu SMU ikut-ikutan teman aja bikin mading, aslinya saya sendiri nggak telaten menghias gitu, cuma suka bantu nulis-nulis puisi galau aja :)))
BalasHapusJaman SMP dan SMA aku jadi pengurus mading sekolah. Blas ga pernah lagi ngurus mading waktunkuliah smapi sekrg. Teenyata lebih baik lagi ya
BalasHapusSudah saatnya anak jaman sekarang dikenalkan dengan teknologi paperless. Bikin mading pun tetap bisa kreatif tanpa harus membebani bumi dengan penggunaan kertas yang terlalu banyak.
BalasHapusKeren ih ada madingsekolah.id! Jadi inget dulu aku kalo tulisanku dipajang di masing itu seneeeeeng banget. Rasa2nya diapresiasi temen2 se-sekolahan. Tapi pernah tuh aku kirim puisi karena aku bete sama temen2ku, kirimnya pake nama samaran. Eh dipajang. Eh ketauan. Trus disidang sama temen2ku. Hahahahha lucu ah. 😅😅
BalasHapusTapi menurutku tetap seru dg Mading konvensional sih, yg memajang kreasi2 siswanya di papan di sekolah dr pada mading online. hehehe.
BalasHapus