Mungkin ungkapan yang mengatakan kalau ‘musuh terbesar kita itu sebenarnya
bukanlah mereka yang terlihat nyata menyerang kita, tapi justru mereka yang
sering kita sepelekan’ itu adalah benar adanya. Tengok saja kasus demam
berdarah yang sedang mewabah saat ini, hewan kecil seperti nyamuk yang acapkali
kita remehkan itu ternyata bisa menjadi predator yang mengintai nyawa kita
setiap saat.
Pada tulisanku sebelumnya, tepatnya yang membahas soal membasmi nyamuk dengan yang expert, aku pernah mengulas perihal data dari
WHO tahun 2016 yang menyebutkan bahwa nyamuk memang merupakan hewan paling
mematikan didunia. Dikatakan demikian karena sekitar 725.000 orang meninggal
setiap tahunnya hanya karena disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dibawa si
hewan mungil tersebut.
Di Indonesia sendiri tahun ini, saat mulai memasuki musim penghujan, Demam
Berdarah sudah mulai menjadi ancaman yang patut
diwaspadai. Oleh karena itu harus ada cara jitu untuk menanggulangi
peyebaran penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aigypty itu agar daerah
sekitar kita bisa terbebas dari penyakit ini.
Nah demi menyebarkan informasi yang benar dan akurat, Kementrian kesehatan
RI pun mengadakan acara bincang santai dengan mengusung tajuk “Meet up
Healthies : DBD Bikin baper” bersama dua narasumber yang cukup mumpuni
dibidangnya, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. dan dr. Gia Pratama.
Berkenalan dengan si predator Aedes Aigypty
Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, untuk mempermudah kita
menemukan cara pencegahannya tentu akan lebih baik jika kita berkenalan dulu
dengan si nyamuk belang-belang tersebut. Setidaknya ada beberapa hal yang wajib
kita ketahui soal nyamuk pembawa penyakit Demam Berdarah itu, diantaranya
adalah sebagai berikut,
1.
Nyamuk
dan musim hujan
Nyamuk terbukti berkembang-biak lebih cepat di musim penghujan, karena
telur-telur nyamuk itu memang baru akan menetas jika berada ditempat yang
lembab. Sebenarnya mungkin saja nyamuk-nyamuk itu sudah bertelur sebelum musim
hujan hanya saja telur tersebut baru benar-benar menetas saat mendapat
kelembapan di musim penghujan. For Your information, telur nyamuk itu bisa
bertahan tanpa air selama 6 bulan loh...
2.
Nyamuk
suka dengan warna hitam dan aroma tubuh manusia
Secara alamiah, nyamuk memang menyukai tempat-tempat yang berwarna hitam
atau gelap dan aroma alami tubuh manusia. Inilah yang menjadi sebab ketika mati
lampu gerombolan nyamuk seolah lebih agresif dibanding saat terang. Namun
nyamuk Aedes Aigypty ini agak unik, meski ia suka dengan warna gelap seperti
nyamuk pada umumnya, namun ia justru cenderung menggigit pada pagi dan sore
hari alih-alih waktu malam.
3.
Bertelur
di genangan air bersih
Yup meski ia adalah pembawa penyakit, nyamuk aedes aigypty ini bisa
dibilang sebagai hewan yang resik karena hanya mau bertelur di genangan air
bersih saja, seperti di bak mandi misalnya. Setiap 2-3 hari sekali, satu nyamuk betina
tuh mampu bertelur hingga 30-150 telur, maka tak heran jika perkembangbiakannya
benar-benar pesat.
Dr Nadia, narasumber meletup healthies |
4.
Nyamuk
Aedes Aigypty mampu terbang sejauh 100meter
Jangan dikira badannya yang mungil tidak bisa terbang jauh ya, kenyataannya
nyamuk ini bisa terbang hingga 100 meter. Ini menjadi salah satu alasan untuk
kita lebih aware terhadap lingkungan sekitar, karena meski rumah kita terbebas
dari nyamuk itu tidak menutup kemungkinan kita akan terserang dbd jika
lingkungan kita masih berpeluang menjadi sarang mereka.
Setelah mengenal lebih dekat tentang karakteristik si nyamuk Aedes Aigypty
ini maka kita akan lebih mudah untuk menemukan cara terbaik pencegahan penyakit
demam berdarah dengue tersebut. Yup ada beberapa cara yang bisa kita
aplikasikan dirumah dan lingkungan sekitar, diantaranya adalah sebagai berikut,
Men 3
Kalau dulu kita mengenalnya dengan sebutan 3M, agar lebih kekinian Kemenkes
pun mengeluarkan sebutan baru untuk ini, yaitu Men3 yang terdiri dari Menguras,
menutup dan mendaur ulang barang bekas. Yup, kurang lebih memang caranya masih
sama yang membedakan hanya cara ketiganya, mendaur ulang barang bekas.
Alasan digantinya ‘mengubur’ adalah karena
cara lama ini akan menyebabkan kerusakan lingkungan dikemudian hari
akibat adanya penumpukan sampah plastik yang dikubur dengan maksud pencegahan
demam berdarah tersebut. Oleh karena itu demi kecintaan kita terhadap lingkungan maka cara ini pun akhirnya diganti dengan mendaur ulang barang bekas tersebut agar tidak sempat digenangi air tempat nyamuk nyamuk itu bertelur.
Menjaga kesehatan serta daya tahan tubuh akan amat membantu kita dalam mencegah demam berdarah, karena pada dasarnya gejala orang yang digigit oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berbeda beda tergantung daya tahan tubuhnya masing-masing.
Menjaga diri yang dimaksudkan disini juga berarti menjaga dari gigitan nyamuk, salah satunya dengan mengoleskan motion anti nyamuk setiap kali akan beraktivitas.
Ada banyak inovasi yang digagas untuk pencegahan demam berdarah ini, seperti menggunakan sabun pel berbahan sereh, atau menanam tumbuhan yang tidak disukai nyamuk misalnya.
Setelah mengetahui lebih jauh soal si nyamuk Aedes aegypti serta cara untuk menghindari penyebaran demam berdarah tersebut, aku jadi tidak khawatir lagi dengan si musuh kecil itu. O iya pemerintah saat ini sedang gencar melakuakn Champaign atau gerakan 1 rumah 1 Jumantik (juru pemantau jentik) loh, masa kita ga mau ikutan sih, kan manfaatnya untuk kita sendiri juga. Iya kan...?! Aku sih insya Allah udah ikut gerakan ini, kalian bagaimana teman...? Pasti ikut juga dong... .
Menjaga kesehatan diri
Menjaga kesehatan serta daya tahan tubuh akan amat membantu kita dalam mencegah demam berdarah, karena pada dasarnya gejala orang yang digigit oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berbeda beda tergantung daya tahan tubuhnya masing-masing.
Menjaga diri yang dimaksudkan disini juga berarti menjaga dari gigitan nyamuk, salah satunya dengan mengoleskan motion anti nyamuk setiap kali akan beraktivitas.
Berinovasi menggunakan perlengkapan yang bisa menolak nyamuk.
Setelah mengetahui lebih jauh soal si nyamuk Aedes aegypti serta cara untuk menghindari penyebaran demam berdarah tersebut, aku jadi tidak khawatir lagi dengan si musuh kecil itu. O iya pemerintah saat ini sedang gencar melakuakn Champaign atau gerakan 1 rumah 1 Jumantik (juru pemantau jentik) loh, masa kita ga mau ikutan sih, kan manfaatnya untuk kita sendiri juga. Iya kan...?! Aku sih insya Allah udah ikut gerakan ini, kalian bagaimana teman...? Pasti ikut juga dong... .
Kalau di perumahanku sedang digalakan untuk membuat Larvitrap karena ini dapat membantu untuk pencegahan demam berdarah.
BalasHapusBu mentri sampe turun langsung berikan edukasi nya ya mbak secara memang masiv banget kasus DBD dan penularannya aku juga waswas disini sih masih tahap kerja bakti aja sama fogging
BalasHapusPantesan ya kalau ruangan agak gelap tuh kayaknya berasa banget digigit nyamuknya. Berarti pemilihan warna atau cahaya ruangan juga harus tepat, ya
BalasHapusNyamuk adalah mahkluk pengganggu, namun seakan alarm dari alam bahwa keseimbangan lingkungan kita alami gangguan. Maka pola hidup sehat harus tetap dijaga dengan baik, pun kegotongroyongan dari masyarakat agar bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik sebagai hunian nyaman dan sehat.
BalasHapusSemoga saja kasus DBD bisa berkurang jika masyarakat punya andil dalam pemberantasan penyakit DBD, aedes aegypti sudah jelas tak bisa dianggap remeh. Pemerintah harus tetap berperan aktif sebagai penyuluh dan pengingat, ya.
Oh ya, saya pengen banget punya tanaman untuk mencegah nyamuk masuk rumah. Semoga kelak bisa buka internet banking agar bisa belanja daring untuk beli bibit tanaman zodia dan lainnya di toko bibit tanaman hias.
DBD di daerahku sudah memakan korban mba. Jadi serem sekarang kalau lihat nyamuk di pagi dan sore hari. Makanya selain beberes rumah aku juga mengolah sampah jadi barang bermanfaat soalnya takut ada genangan air muncul deh si nyamuk.
BalasHapusBaru tau slogannya diganti jadi Men3 dan mengubur diganti jadi mendaur ulang ��
BalasHapusTerus ada jumantik jg hihi keren nih inovasi gerakannya
Musim hujan wajah DBD merajalela ya mbak. Ini yang patut diwaspadai. Harus jaga kondisi, kesehatan dan kebersihan. Karena penyakit DBD yang mengintai itu sangat berbahaya, bisa berakibat fatal bila tidak segera ditangani. TFS tipsnya mbak.
BalasHapusKita ngga bisa main-main denga nyamuk dan wabah DBD ini ya mba.. saya jadi sereem sendiri kalau baca beritanya. Ayo rajin bebersih
BalasHapusAku bukan nyamuk yang muncul kak tp semuuutt 😭😭😭 btw klu soal nyamuk in aku bersyukur banget punya tmn serumah yg super bersih 😁
BalasHapusDBD ini memang momok yaa, Mba. Saya mendengar namanya aja udah parno. Semoga kita semua terhindar dari penyakit ini, tentu dengan melakukan pencegahan terhadap datangnya nyamuk aedes aegypti dengan melakukan gerakan MEN3
BalasHapusSepertinya gerakan Men3 ini memang harus lebih digalakkan lagi nih, apalagi sekarang musim penghujan. Wadah-wadah bekas yang sekiranya dpat menampung air dan menjadi tempat bersarangnya nyamuk sebaiknya segera didaur ulang
BalasHapussuka banget sama cara mencegah penyebaran dbdnya.. memang semua harus bermula dari diri sendiri ya.. dengan demikian InshaAllah keluarga dirumah serta lingkungan sekitar akan mengikuti.. semaoga penderita dbd berkurang dan nyamuknya juga terbasmi dan ngga muncul lagi.. aaamiin
BalasHapusAku nanam daun sereh, lavender, dan rosemarry di rumah buat ngusir nyamuk, tapi karena hujanpanas gak tentu tanemannya mati semua huhuuu.. selain Men3 yang selalu aku lakukan mengolesi anak-anak dengan lotion anti nyamuk.
BalasHapusNyamuk di komplek rumahku sangar2 nih mbak, udah di-fogging masih aja suka nongol lho. Semprotan harus selalu siap sedia sih, selain memberantas genangan air tempat nyamuk bertelur
BalasHapusBuset kuat banget itu telur bisa kuat dalam air.
BalasHapusMenjaga kebersihan itu penting kalau sakit ya buru buru di obati
Thanks for sharingnya mbak. DBD ini memang penyakit berbahaya jadi perlu diantisipasi, karena lebih baik mencegah daripada mengobati.
BalasHapusBtw baru tahu nih mbak, 3M sudah diganti dengan Men3 dan khusus yang poin ketiganya sudah diganti dari mengubur menjadi mendaur ulang.
Oooh baru tahu yang bagian 'mengubur' diganti mendaur ulang. Duh monmaap mba, aku jadi salfok sama dr. Gia yang selebtwit :D Emang masih muda yah... Pasti seru nih dr. Gia bawain materinya. :)
BalasHapusDuh, moga kita dijauhkan dari penyakit DBD dan penyakit lainnya ya. Amiin. Paling gak dengan tau cara mencegahnya, kita udah berusaha utk menghindar dari kehadiran si nyamuk berbahaya ini
BalasHapusDi youtube banyak sekali inovasi membuat senajta pengusir nyamuk, Mbak. Ada yang hanya bermodal minyak goreng, koran sama botol bekas. Minggu ini aku mau buat alat itu. Soalnyanyamuk di tempatku juga mulai banyak nih karena habis hujan teruspanas terik banget. Ntar hujan lagi. Nyamuknya produktif banget deh jadinya.
BalasHapusMakasih ya sharingnya. Penting nih buat masyarakat. DBD kan penyakit yang tahunan kan ya. Sebenarnya bisa dicegah dg menjaga kebersihan lingkungan sehingga daur hidup nyamuk bisa diputus
BalasHapusMakasih mama Natara, emang penting sosialisasi ttg nyamuk DBD dan penanganannya agar ga banyak korban lagi. Apalagi skrg katanya nyamuk itu mulai beradaptasi dan ga cuma gigit pagi tapi pagi siang malam.
BalasHapusMencegah memang lebih baik daripada mengobati. Jika kebersihan lingkungan sudah terjaga, Insya Allah nyamuk-nyamuk nakal itu tidak akan suka 'menginap' di lingkungan sekitar rumah kita.
BalasHapusBener juga ya.
BalasHapusStep Mengubur itu merusak lingkungan.
Alhamdulillah udah dimodifikasi jadi mendaur ulang.
Lebih baik lagi kalau dr awal kita menerapkan less plastic di kehidupan sehari2
Iya nih musim pancaroba ini penyakit DBD dan typus banyak terjadi dimana mana...semoga kita bs sehat terus ya dan terhindar dari penyakit2 itu..
BalasHapusTemennya temen anakku ada yang meninggal karena DBD akrena telat ditangani. Kalau musim hujan gini emang cepet banget ya wabah DBD semoga aja ya kita mengatasi nyamuk DBD ini.
BalasHapusNah iya, nyamuk DBD itu memang suka ngendon di warna gelap. Makanya mengurangi baju di kapstok tuh wajib. Mending langsung masukin ember cucian aja dan nggak usah disimpan di kapstok
BalasHapusKamar mandi di rumah kami sekarang gak ada yang pakai bak mandi. Dua-duanya pakai shower, biar nggak kasih tempat buat nyamuk DBD bertelur.
Waduh teryata nyamuk ini bertelur di air yang bersih seperti bak mandi ya dan telornya banyak banget :(. Smoga nggak ada lagi deh yang kena DBD
BalasHapusBaru tahu kalau 3M sekarang diganti Men3. Iya ya kalau mengubur khawatirnya ngubur plastik malah merusak lingkungan.
BalasHapusKudu bener2 lakukan Me3 supaya lingkungan bebas nyamuk ya mbak
Semarang juga naik drastis orang-orang yang terserang dbd ini mba
BalasHapuslho sekarang 3 M udah ganti Men3 hehehe
siap lakukan men3 ini, delalah aku orangnya nggak suka jorok
Iya, belakangan memang wabah DBD cukup menghantui ya. Di sini sih rutin diadakan pemeriksaan jentik
BalasHapusLagi musim hujan nih. Kita harus aware sama kesehatan. Harus pakai lotion nyamuk. Sedia obat nyamuk. Cek cek genangan air disekitar rumah. Soalny temen Ujame udah ada 2 orang juga yang ke DBD :(
BalasHapuspasca bencana alam pasti yang dikhawatirkan pertamakali adalha penyakit ini ya mbak, belakangan udah ada sih program pemkot di lingkungan untuk berantas DBD tapi emang wajib juga nih kita proteksi diri dan keluarga dari DBD. makasih postingannya mbak,
BalasHapusWah ilmu banget ini mba ... terimkasih atas share informasinya mba. Semoga dg mengenal lebih si aedes bikin kita siaga melwan serangan mereka ya.
BalasHapuseh sama, aku juga baru kenalan sama geng nyamuk aedes aegypti. Ngeri deh melihat perilaku nyamuk ini yang mudah bertelur di dalam rumah. Kalau aku, salah satu caranya pakai minyak telon anti nyamuk buat cegah DBD.
BalasHapusAnakku sekarang sedang dirawat karena positif DB, kak..
BalasHapusHuuhuu~
Dan DB jaman sekarang, bahkan bekas gigitannya pun sudah gak ke detect lagi...
Tapi virusnya sudah masuk.