Saat masih anak-anak, sama sekali tidak pernah terbersit dalam pikiranku
kalau menjadi seorang ibu ternyata membutuhkan ‘tenaga lebih’. Mungkin sama
seperti mereka yang sekarang aku sebut
anak, pikiranku saat itu hanyalah bermain, bermain, dan bermain. Tanpa
memikirkan apakah yang kulakukan itu berbahaya atau membuat ibuku susah karena
semua barang yang aku buat berantakan. Malu rasanya jika mengingat hal ini,
tapi itulah yang namanya anak-anak, dalam pikirannya hanya bermain, bahkan saat
mereka sedang mempelajari sesuatu sekalipun.
Oleh sebab itu, rasanya akan lebih memalukan lagi jika aku yang saat ini
telah berganti status menjadi seorang ibu tidak bisa memahami apa yang ada
dipikiran ketiga buah hatiku. Yah, dulu aku juga pernah melalui masa-masa yang saat
ini sedang mereka lalui. Masa-masa yang penuh dengan kata ‘bermain’.
Namun terkadang keinginanku untuk
membebaskan mereka masuk ke dunia bermain itu sering juga terbentur dengan
keegoisanku yang berlindung dibalik kata ‘sayang’. Kata-kata seperti ‘jangan
begini...’ atau ‘jangan begitu...’ masih saja sering terucap dari mulutku saat
mereka ingin mengerjakan sesuatu yang menurut mereka menyenangkan. Tapi aku juga tidak mau langsung serta merta
disalahkan begitu saja karena larangan-larangan tersebut, toh itu juga demi
kebaikan mereka bukan...?!
Nah dilema inilah yang kemudian membawaku pada kegalauan. Di satu sisi aku
ingin membebaskan mereka bermain namun di sisi lain aku juga selalu diliputi
kekhawatiran akan terjadi sesuatu pada mereka. Alhamdulillah sebelum kegaluan
ini berkelanjutan, aku berkesempatan untuk mempelajari seluk beluk tentang
dilema ini langsung dari ahlinya pada acara talkshow sekaligus peluncuran
gerakan 1 juta Iya Boleh yang diadakan oleh Dancow Advanced Excelnutri+
beberapa waktu yang lalu.
Dalam acara tersebut, Drs. Hendra Jamal, M.Si, Selaku Asisten Deputi
Pemenuhan Hak Anak Atas Kesehatan dan Kesejahteraan Kementrian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia yang saat itu hadir sebagai narasumber
pun menyatakan bahwa Pola asuh yang saat
ini kita terapkan pada anak-anak akan amat mempengaruhi tumbuh kembangnya di
masa depan.
Istilahnya, seperti apa kita mengasuh mereka saat ini maka seperti itulah
kelak mereka akan tumbuh. Jika kita mengasuhnya dengan penuh kata ‘jangan’ maka
kelak mereka bisa saja tumbuh menjadi anak penakut karena tidak pernah
diijinkan untuk mencoba sesuatu hal yang baru. Kalau sudah begitu maka bisa
dipastikan buah hati kita akan semakin jauh dari ciri anak unggul indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, ia pun menjelaskan setidaknya ada lima karakter
penting yang perlu dikembangkan oleh para orang tua kepada anak-anak sejak dini, diantaranya
adalah berani, cerdas, kreatif, peduli, dan pemimpin. Nah kelima karakter
penting ini akan amat sulit dimiliki oleh anak jika selalu diselimuti oleh
kata-kata ‘jangan’ dari kita sebagai orang tuanya.
Dari sini saja sebenarnya kita sudah bisa menarik kesimpulan tentang
pentingnya arti kata ‘iya boleh’ dalam masa tumbuh kembang anak bukan...?!
namun ternyata untuk mendapatkan kelima karakter itu ada tiga hal yang harus
diperhatikan oleh kita, diantaranya adalah Nutrisi, Stimulasi, dan Cinta kasih.
Nutrisi
Prof. Dr.dr. Saptawati Bardosono, M.Sc. seorang pakar nutrisi yang juga
menjadi salah seorang narasumber dalam acara ini juga sempat mengungkapkan
kalau asupan nutrisi yang baik ini akan membantu anak membuat perisai atau daya
tahan terhadap berbagai jenis penyakit yang mungkin saja didapat saat masa
eksplorasinya tadi.
Nutrisi yang dimaksud disini juga tidak terlalu muluk-muluk kok, cukup
sesuai dengan anjuran pemerintah saat ini saja, yakni gizi seimbang yang
digambarkan dengan piramida makanan. O iya untuk menambah asupan nutrisinya
kita juga bisa menambahkan susu pertumbuhan yang sesuai dengan usia si kecil dalam
menu hariannya. Sebagai bentuk komitmennya untuk memberikan gizi baik bagi anak
Indonesia, Dancow sendiri telah memiliki produk susu pertumbuhannya, Dancow
Advanced Excelnutri+ yang telah dilengkapi dengan Lactobacillus Rhamnosus dan
serat pangan inulin yang dibutuhkan si kecil di masa eksplorasinya.
Stimulasi
Stimulasi ini bisa dimulai dengan melakukan gerakan ‘iya boleh’ yang
digagas oleh Dancow. Cukup katakan ‘Iya boleh’ pada anak yang ingin mencoba
sesuatu saat bereksplorasi saja sudah merupakan salah satu bentuk dukungan kita
pada anak. Tentunya ‘iya boleh’ ini juga harus tetap dalam pengawasan kita
ya...
O iya untuk panduan stimulasi sesuai usia sikecil, Dancow juga telah
menyediakan wadah melalui Dancow Parenting Center yang diawasi oleh para ahli
dan bisa diakses melalui websitenya di www.dancow.co.id/dpc
Cinta kasih
Curahan cinta kasih pada anak dalam keseharian ini ternyata terbukti dapat
membuat anak lebih mudah belajar loh bun, jadi jangan ragu lagi deh untuk memberikan
serta memperlihatkan cinta kasih kita pada si kecil.
Peluncuran Gerakan 1 juta 'Iya boleh'
Nah setelah diajak berkenalan dengan tiga hal yang harus diperhatikan untuk
mendapatkan lima karakter unggul anak Indonesia tadi, dalam acara yang
berlokasi di Hotel Ayana MidPlaza tersebut, Dancow juga secara resmi
meluncurkan gerakan 1 juta ‘iya boleh’ loh. Gerakan 1 juta ‘iya boleh’ ini
merupakan gerakan yang mengajak para orang tua Indonesia untuk semakin sering
mengatakan ‘iya boleh’ sebagai bentuk dukungan terhadap eksplorasi dan sosialisasi
si kecil.
Sebagai bentuk bukti keikutsertaan bunda dalam gerakan ini, kita bisa
langsung mengakses www.iyaboleh.com dan
langsung mengklik pada bagian “ ikut bilang iya boleh” untuk menambah jumlah
#iyaboleh yang sudah diucapkan. Selain itu kita juga bisa langsung mendownload
sertifikat iya boleh yang nantinya bisa dishare di semua sosial media kita agar
lebih banyak lagi bunda yang ikut gabung dalam gerakan ini.
Jadi, masih ragu kah untuk mengatakan ‘iya boleh’ bunda...? Semoga tidak
lagi ya... kan kita sudah ikut dalam gerakan 1 juta iya boleh dari Dancow.
Ah ya...'iya boleh' nya tak sekadar memberi izin tapi juga memberikan pendampingan yg tepat y mba.. TFS mba..
BalasHapusNaahh ini dia Mbak, saya pun masih sering bilang jangan ke anak, huhuhuhh. Padahal mereka bisa berexplore kan yaaa, dan yakin aja klo kita mengawasinya pasti tetap bisa terkontrol. Duuh, harus bisa bilang "iya boleh" juga nih mulai sekarang.
BalasHapusAku agak PR dengan kata 'Iya Boleh' karena yang kuajak main keponakan, bukan anak sendiri. Kan kadang beda pola asuh. Jadi sekarang ini latihan dulu
BalasHapusMengatakan "iya,boleh" bisa terlihat mudah ya. Padahal dalam kenyataannya sebagai seorang ibu, saya perlu banyak pertimbangan ketika mengatakan itu.
BalasHapusKalau tidak merugikan kesehatan anak dan tidak melanggar norma agama, rasanya tidak perlu ada yang mesti dilarang, bukan?
Selama bisa mendukung tumbuh kembang anak,ya,bolehin aja...
Anak2 memang butuh bereksplorasi agar motorik halus dan kasarnya berkembang secara sempurna. Serta jiwa kepemimpinan dan sosialnya juga perlu di asah ��
BalasHapusWah, penting sekali ya kita menyediakan area eksplorasi yg luas bagi anak agar jd pribadi unggul
BalasHapusHnya dengan iya boleh kita membuka dunia dan cakrawala baru untuk anak-anak yang tengah explore the world yaaa mba
BalasHapus"Iya, boleh" itu kalimat sederhana banget, ya. Tapi efeknya bisa besar banget. Bisa meningkatkan percayaan diri. Dan tetap diajarkan tanggung jawan juga.
BalasHapusDi musim penghujan gini lho, Mbak, aku selalu khawatir kalau anakku akan tumbang karena kuakui nutrisinya, sebut saja untuk sayuran, dia itu kurang banget. Makanya harus kutopang dengan vitamin yang kubeli di apotek.
BalasHapusMau bangettt, bagaimanapun juga anak-anak adalah generasi bangsa yang kenal akan meneruskan kehidupan bangsa ini, dengan generasi yang berkarakter baik, InshaAllah Indonesia juga menjadi lebih baik.. aamiin
BalasHapusEh ini ada lomba nya kan ya di Instagram. Aku dari kemarin udah ubek2 nyari foto mau ikutan
BalasHapusIya boleh...
BalasHapusIni kalimat mesti jadi kebiasaan.
karena selalu kekhawatiran Ibu membuat anak-anak menjadi ragu atau bahkan takut untuk mencoba hal-hal baru.
Sedihnyaa~
Tips yang sangat bermanfaat. Mengingat jaman sekarang banyak sekali anak anak memiliki perilaku kurang terpuji karena berbagai pengaruh yang diterimanya.
BalasHapusOooo kata jangan, jgan tllu sering dgunakan ya. Yg lbh nyebelin lg klo liat org tua yg sukanya nakut2in anaknya
BalasHapus