Rasanya amat wajar jika aku sampai merasa heran akan adanya kesenjangan antara satu pengusaha dengan pengusaha lainnya, coba saja tengok kesenjangan antara pengusaha swalayan besar dengan pengusaha warung kelontong di sebuah kampung misalnya. Sama-sama berstatus sebagai pengusaha namun jenjangnya begitu jauh berbeda. Lebih miris lagi ketika kita sama-sama mendapati bahwa pengusaha swalayan besar itu akan semakin kaya sementara sang pengusaha warung kelontong malah seperti sedang berjalan di tempat saja.
Rasa penasaran itu terus menerus menghantui hari-hari ku hingga aku benar-benar merasakan langsung jatuh bangunnya meniti usaha sendiri. Ya, pelajaran berharga itu berhasil aku dapatkan dengan melalui masa-masa yang tidak bisa kukatakan indah.
Sedikit flashback ke belakang, kami sekeluarga pernah menggantungkan hidup dari usaha grosir tahu bulat yang dulu sempat menjadi trending itu. Hanya bermula dari satu gerobak tahu bulat, alhamdulillah kami bisa mengembangkan usaha tersebut hingga memiliki beberapa cabang. Namun sayangnya, kemajuan usaha tersebut tidak berlangsung lama, hanya berselang kurang lebih tiga tahun saja, usaha kami itu terpaksa harus gulung tikar.
Setelah lama merenungi serta mengikhlaskan kebangkrutan usaha kami tersebut, aku pun mulai menganalisa kira-kira apa saja yang menjadi dasar bangkrutnya usaha kuliner kami itu. Insya Allah analisa ini lah yang akan kami pakai sebagai acuan untuk kembali memulai usaha baru agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dan akhirnya ada dua alasan terbesar yang aku temukan dari hasil analisisku tersebut, kurang lebih adalah sebagai berikut :
1. Kurang terstrukturnya manajemen keuangan
Harus kuakui, alasan utama bangkrutnya usaha kami tersebut adalah karena kurang terstrukturnya manajemen usaha serta laporan keuangan yang seharusnya mutlak ada di jenis usaha apapun. Jujur, dulu aku sempat beranggapan kalau usaha kecil seperti usaha tahu bulat yang kala itu kami rintis, tidak memerlukan laporan keuangan yang kompleks, tapi pada kenyataannya, laporan keuangan yang rapi itu amat diperlukan, paling tidak untuk urusan pemasukan dan pengeluaran.
Namun membuat laporan keuangan bagi para pengusaha kecil menengah yang biasanya hanya dipegang sendiri itu memang tidak semudah membalikan telapak tangan.Membicarakannya amat mudah, tapi begitu terjun langsung ke lapangan itu akan terasa amat sulit. Apalagi kalau berkaitan dengan penjualan receh ala pedagang asongan itu, pasti akan lebih sulit lagi.
2. Tidak mampu mengikuti arus perkembangan teknologi digital
Tak hanya soal manajemen keuangan saja, kesalahan terbesarku saat itu adalah karena tidak mampu mengikuti arus perkembangan teknologi digital yang sedang berkembang. Ya, waktu itu pikiranku masih terbilang kolot untuk urusan usaha kuliner. Aku masih beranggapan kalau usaha kuliner online itu tidak mungkin bisa berjalan, padahal kenyataannya saat ini bisa dilihat, masyarakat justru lebih suka beli makanan secara online bukan...?!
Dari kedua alasan utama tersebut, aku pun mulai berpikir untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasinya, tentu agar kelak aku bisa kembali merasakan nikmatnya menjadi pengusaha kuliner. Alhamdulillah beberapa waktu yang lalu aku sempat dikenalkan dengan SPOTS yang merupakan sistem Point of Sale yang dilengkapi dengan beragam fitur untuk membantu operasional usaha jenis apapun.
Simpelnya, SPOTS ini tuh semacam perangkat keras seperti mesin kasir yang disupport langsung oleh Gojek. Fitur utama yang ada di SPOTS ini tak lain adalah kemudahannya dalam mencetak struk secara instan baik itu pembelian yang dilakukan secara cash atupun via aplikasi Gojek.
Dan yang membuat aplikasi SPOTS ini makin keren adalah karena Gojek sama sekali tidak membatasi pengusaha yang ingin menggunakan SPOTS ini, mulai dari pengusaha retail besar hingga pedagang asongan pun bisa menikmati layanan SPOTS tersebut.
Biaya yang dikeluarkan untuk menikmati layanan SPOTS ini pun terbilang amat terjangkau, hanya sekitar Rp 290.000 saja untuk aktivasi dan biaya pemeliharaan nya hanya Rp 2.900/hari saja.
Artikel ini didukung oleh SPOTS
0 comments:
Posting Komentar