Memulai kembali sesuatu hal yang sudah lama
tidak kita kerjakan memang agak sulit, begitu yang aku alami saat harus kembali
menyusui anak keduaku setelah sebelumnya sempat berhenti selama sebulan. ReLaktasi,
begitu istilah medisnya, ternyata cukup berat aku lalui, tapi Alhamdulillah
kegigihan ku membuahkan hasil dan Nara pun berhasil mendapatkan ASI hingga 2
tahun.
Sedikit flashback ke moment tersebut, Nara,
anak kedua ku terpaksa harus berhenti mengASI selama sebulan karena saat itu payudara
ku mengalami luka parah akibat proses pelekatan yang tidak sempurna saat
menyusui. Setelah melalui proses penyembuhan, aku jelas tidak rela jika Nara
harus berhenti ASI, dan memutuskan untuk mulai melakukan proses Relaktasi ini.
Selama prosesnya ada begitu banyak drama yang
harus kulalui, mulai dari tidak kuat melihat Nara yang lebih memilih dot dibanding
menyusu langsung hingga kurangnya dukungan suami yang tidak tega melihat Nara
meraung-raung saat menolak payudara ku. Meski berat, di sini aku hanya ingin
menekankan bahwa relaktasi ini amat mungkin dilakukan terlebih jika usia bayi
masih dibawah 6 bulan.
Tips sukses relaktASI
Berdasarkan pengalamanku saat melalui masa
relaktasi itu, ada beberapa tips yang mungkin bisa diterapkan bagi para ibu
yang sedang memberi ASI atau sedang ingin melakukan realktasi sepertiku ini,
berikut diantaranya,
1.
Jaga
mood agar tetap happy
Agak klise memang, tapi beberapa penelitian
ilmiah telah membuktikan memang ada kaitannya antara mood ibu yang bahagia saat
menyusui dengan produksi ASI itu sendiri. Proses Relaktasi yang sedikit ‘berat’
dan penuh tantangan ini sedikit banyak akan mempengaruhi mood sang ibu, dan
inilah yang benar-benar harus kita jaga. Jangan sampai mood kita jadi jelek
karena harus menghadapi raungan baby yang menolak menyusu ya…
2.
Coba
terus, lagi, lagi dan lagi
Seringkali didapati kuantitas ASI menurun drastis
bahkan sampai mengering saat sudah lama tidak diberikan ke baby. Ini adalah hal
yang lumrah terjadi, karena prinsip produksi ASI memang berbanding lurus dengan
permintaan baby kita. Semakin sering sang baby meminta ASI (menyusu) maka
produksi ASI pun akan semakin melimpah, begitupun sebaliknya.
Nah karena sudah lama tidak diberikan, pada saat
relaktasi, ASI kita memang tidak sebanyak saat masih rutin mengASI tapi
percayalah produksi ASI kita akan kembali normal jika kita makin rutin
memberikan ASI tersebut pada si kecil. Di awal proses relaktasi pasti akan ada banyak
drama, terlebih bagi si kecil yang sudah terbiasa minum susu melalui dot, di
sini lah kegigihan sang ibu benar-benar dipertaruhkan.
3.
Dukungan
keluarga
Kegigihan kita saat proses relaktasi bisa
luntur jika tanpa diiringi dengan dukungan keluarga. Berdasarkan pengalamanku
yang sempat bersitegang dengan suami karena proses relaktasi ini, aku
menyarankan untuk para ibu untuk selalu mendiskusikan dulu segala kemungkinan
yang akan terjadi saat melalui proses ini agar tidak terjai masalah di kemudian
hari, termasuk penolakan dari sikecil.
4.
Lengkapi
peralatan tempur
Kebetulan anak keduaku sudah terlanjur bingung putting,
atau lebih memilih dot dibanding menyusu langsung. Namun kondisi ini jelas
tidak membuatku patah arang pastinya, aku pun memilih untuk memberikan ASIP
alih-alih ‘memaksa’ nya untuk menyusu secara langsung. Produksi ASI memang
tidak akan sebanyak saat menyusu langsung, tapi lagi-lagi aku tekankan ini
bukan akhir segalanya moms, asalkan kita rutin memerah setiap dua jam sekali,
insya Allah produksi ASI pun akan semakin meningkat.
Nah karena aku akhirnya mengambil keputusan
untuk tidak memberikan ASI secara langsung, maka mau tidak mau aku pun harus
siap dengan segala peralatan tempurnya, mulai dari alat perah, botol ASI, Ice
gel, hingga cooler bag selalu menjadi teman setiaku.
5.
Konsumsi
booster ASI
Poin kelima ini bisa dikatakan sebagai
penyempurna tips agar lancar melakukan relaktasi, Konsumsi booster ASI. Yup,
saat kita merasa produksi ASI dalam keadaan yang tidak maksimal seperti saat
sedang melakukan proses relaktasi ini, mengkonsumsi booster ASI bisa membantu
kita, dan salah satu booster ASI yang paling dipercaya oleh masyarakat
Indonesia adalah Daun katuk atau Sauropus androgynous (L.) Merr.
Awalnya aku sempat beranggapan kalau istilah
daun katuk sebagai booster ASI ini adalah mitos belaka, namun faktanya dalam
beberapa penelitian, salah satunya penelitian yang diterbitkan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI tahun 2004, daun katuk
memang terbukti dapat dijadikan booster ASI.
Penelitian tersebut melibatkan 96 ibu menyusui
yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang diberikan ekstrak daun katuk
dengan yang tidak. Hasilnya, kelompok yang diberikan ekstrak daun katuk dapat
memproduksi ASI 50,7 persen lebih banyak dibanding yang tidak mengkonsumsi. Masih
berdasarkan penelitian yang sama, daun katuk memang terbukti dapat memperlancar
ASI karena mengandung steroid dan polifenol yang dapat meningkatkan kadar prolactin,
hormon pelancar ASI.
Suprasi, booster ASI dari Sido Muncul
Bicara soal booster ASI, beberapa waktu yang
lalu aku sempat menghadiri acara yang dihelat oleh woop.id dalam rangka
memperingati Pekan ASI Sedunia. Dalam acara yang bertajuk ‘Don’t Give Up! Tetap
menjadi pejuang ASI’ tersebut aku dikenalkan dengan produk terbaru dari Sido Muncul, Suprasi, yang bisa membantu kita dalam mengASIhi si kecil.
For your information, Suprasi ini merupakan
booster ASI yang mengandung ekstrak daun katuk dan vitamin B12 yang dipercaya
dapat meningkatkan produksi ASI. Kalau biasanya kita mengkonsumsi daun katuk
dengan cara dimasak terlebih dahulu atau dimakan secara langsung, nah kali ini
Sido muncul coba mengemas nya dengan cara yang lebih praktis, yaitu dengan
menghadirkan Suprasi ini.
Menariknya, Suprasi ini diproduksi di pabrik
yang telah berstandar GMP (Good Manufacturing Practice) dan dianalisis pada
laboratorium yang telah terakreditasi. Tak hanya itu saja, Suprasi ini dibuat
dari bahan bahan alami terstandarisasi dan telah bersertifikat halal MUI. Jadi,
kita tidak perlu khawatir lagi soal kualitas dan keamanan saat mengkonsumsi
Suprasi.
Terakhir aku Cuma mau bilang ke semua ibu para
pejuang ASI, jangan menyerah untuk mengASIhi, karena semua pasti akan ada jalannya,
termasuk saat ASI benar-benar telah berhenti seperti yang pernah aku alami. Terus
semangat mengASIhi ya…
Asyik bangeett ada booster ASI yg praktis, SUPRASI
BalasHapusduuuh jadi pengin punya bayik lagiiii hahahahaha
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Dulu saya juga sempat berhenti ngASI, mbak. Putingnya lecet karena isapan bayi. Trs produksi ASI jadi berkurang. Coba kenal Suprasi dari dulu, yaa ...
BalasHapusAnakku dulu nggak cukup asi karena edukasi ttg asi minim & jaman dulu juga nggak ada asi booster. Semoga anak2 skrg lebih baik gizinya.
BalasHapusJadi ingat ketika anak keduaku menolak ASI langsung, malah pilih mimik dari dot. Gini juga rasanya huhuhuuuu... badan udah sampe meriang karena baby ga mau menyusu langsung. Harus dipompa dan masukin ke dot dulu baru mau.
BalasHapusI do remember my experience when I was breast-feeding my kids. it was not easy at all but we have to determine our self to ensure that the breast-feeding process is smooth
BalasHapusMenjaga mood supaya tetap happy memang suka jadi sulit kalau lingkungan terdekat gak mendukung. Semoga aja semakin banyak yang mengetahui dan sadar kalau mengASIhi gak hanya tugas seorang ibu.
BalasHapusAlhamdulillah senangnya bisa sukses program ASI ini ya Mba anugerah yg hrs benar-benar disyukuri Krn TDK ssmu bs sukses ya..
BalasHapusSelagi hamil, salah satu kekhawatiranku adalah soal ASI. Bagaimana jika ASIku tdk lancar dikemudian hari? Alhamdulillah setelah membaca ini diri menjadi lega
BalasHapusAku dulu anak pertama, puting ku luka parah sampai berdarah. Sakit.. dan harus trus memberi asi anakku. Rasanya campur aduk.
BalasHapusAlhamdulillah relaktasi nya sukses meski ada drama ya. Booster tetap dibutuhkan, terutama kalo sedang ada masalah dengan ASI. Aku ngalami juga kok susahnya ngasih ASI anak kedua karna payudara lecet. Uhhh nahan tangis antara mearasakan nyeri di puting dan melihat anak nangis. Waktu itu belum ada suplemen sepereti Suprasi dari Sido Muncul ini. Jaman dulu semua masih pakai booster alami, kayak makan kacang, sayuran hijau, dan daun katuk dimasak sayur bening.
BalasHapusJadi ingat masa mengASIhi dulu dan belum ada ASI booster. Tiap hari makannua daun katuk atau kacang ijo. Tapi itu pun tak membuat ASI lancar. Belum lagi bayi tak mau menyusu. Syukurlah sekarang ada suprasi ya dan relaktASI kak Natara pun sukses.
BalasHapusWah, keren nih Sido Muncul, punya produk booster ASI. Pasti banyak yang mendapat manfaat nih. Semoga distribusinya bisa seperti produk Sido Muncul lainnya hingga ke warung-warung deket rumah. Berdasar pengalaman, aku dulu kesulitan banget nyari produk seperti ini saat menyusui. :)
BalasHapusEmang yang utama utk keberhasilan menyusui adalah dukungan keluarga ya, krn tanpa dukungan keluarga ibu menyusui susah menyusui dengan mudah. Wah sidomuncul skrng punya produk booster ASI ya, pastinya kalau ibu menyusui mengkonsumsinya asinya jd berlimpah ya, tapi tetep yg utama hatinya harus seneng��
BalasHapusSelamat berjuang wahai pejuang ASI. Alhamdulillah waktu menyusui gangsar banget. Sampe kebobolan terus malahan.
BalasHapusSemoga semakin banyak Ibu yang terinspirasi dan makin semangat dalam mengASIhi.
BalasHapusAku salut sama para pejuang ASI.
Fightiing~
huwaaa sempat relaktasi yaa. Hebat deh bisa berhasil! memang butuh motivasi tinggi dari dalam diri dan support keluarga.
BalasHapus