Entah mengapa ingatanku belakangan ini seolah
dibawa kembali ke masa-masa dimana aku masih giat memperjuangkan semangat
literasi di lingkungan rumahku bersama beberapa orang teman. Kala itu, aku
sampai membuat sebuah taman bacaan gratis yang bisa diakses oleh siapapun yang
ingin membaca. Taman bacaan bernama Taman Jelajah Dunia itu sengaja kami
hadirkan demi meningkatkan kembali minat baca masyarakat sekitar yang mulai
memudar karena kehadiran beberapa mall sekaligus pada masa itu.
Taman Jelajah Dunia memang hanya seluas garasi
saja, tapi cukup untuk membuatku malu saat menemukan diriku yang sekarang ini termasuk
dalam golongan yang memiliki minat terhadap literasi yang amat rendah. Saking
rendahnya, bahkan aku sampai bisa salah membaca brief tulisan karena malas
membacanya secara detail. Alhamdulillah aku cepat menyadari hal ini, dalam hati
aku berjanji harus kembali seperti dulu menjadi seorang dengan semangat literasi
tinggi hingga ingin menularkannya pada semua. Bismillah insya Allah bisa…
Bak gayung bersambut, semangatku yang kembali
menggebu-gebu ini seolah mendapat sambutan hangat dari pemerintah ketika aku
berkesempatan untuk ikut hadir dalam acara bertajuk Festival Literasi Sekolah
2019. Festival Literasi Sekolah ini merupakan ‘gerakan lanjutan’ dari Gerakan
Literasi Sekolah yang sejak akhir 2015 telah digagas oleh Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah (Ditjen Dikdasmen).
Kalau di Gerakan Literasi Sekolah para siswa
hanya diwajibkan untuk membaca buku non pelajaran selama 15 menit setiap
harinya, di Festival Literasi Sekolah 2019 ini ada banyak agenda kegiatan
terkait dunia literasi yang lebih luas dari sekedar kegiatan membaca saja.
Meski festival ini ditujukan untuk para pelajar, namun tidak menutup
kemungkinan bagi mereka yang berada di luar lingkungan tersebut, sepertiku ini,
untuk ikut hadir dalam semua keseruannya.
Bisa dikatakan Festival Literasi Sekolah ini
merupakan perayaan literasi yang mewadahi warga sekolah, mulai dari siswa,
guru, dan kepala sekolah serta para penggiat literasi dari berbagai profesi,
pengelola taman bacaan masyarakat, Lembaga swadaya masyarakat, akademisi, dan
orang tua dalam sebuah forum bersama.
Festival Literasi Sekolah 2019 ini berlnagsung
mulai tanggal 25-29 Juli 2019 lalu, dan kebetulan aku pun hadir di sana pada
hari minggu, 28 Juli 2019. Sesuai dengan
sasaran yang ditujunya, festival ini memang diramaikan oleh para dedek dedek
emesh yang masih duduk di bangku sekolah. Melihat antusiasme mereka saat hadir
di festival ini membuatku sedikit bangga, karena paling tidak masih banyak kok
generasi muda yang ingin terus memupuk semangat literasinya.
Seperti yang sudah aku jabarkan, hampir semua
kegiatan di Festival Literasi Sekolah 2019 ini memang berkaitan dengan dunia
literasi. Ada 4 kegiatan utama yang dilakukan di Festival Literasi Sekolah,
diantaranya ada Pembukaan FLS, Pameran Literasi, Festival Literasi, dan Lomba
Literasi.
Pembukaan Festival Literasi Sekolah
Aku sendiri tidak sempat hadir dalam acara
pembukaan Festival Literasi Sekolah yang dipusatkan di panggung utama pada 26
Juli 2019 lalu. Namun menurut temanku yang hadir pada saat itu, pembukaan
tersebut berlangsung cukup meriah dengan dihadiri oleh para undangan, peserta
dan official lomba literasi, penulis serta para pejabat kemendikbud seperti
Ditjen Dikdasmen, Ditjen GTK, Sekretariat Jenderal, Itjen, Badan Bahasa, LPMP,
Staf ahli Mendikbud bidang karater, Staf Ahli Mendikbud bidang inovasi dan daya
saing, Kepala PASKA, dan Kepala BKLM.
Pameran Literasi
Jujur, pameran literasi ini menjai satu hal
yang paling menarik perhatianku saat dating ke Festival Literasi Sekolah 2019
ini. Alasannya tak lain adalah karena di pameran literasi ini aku bisa
menemukan semua hal tentang program, kegiatan dan atau praktik baik dari
literasi lembaga, komunitas dan satuan pendidikan yang dipamerkan melalui
berbagai stand-stand keren.
Stand-stand tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok
cluster seperti SD, SMP, SMA, SMK, PK, Unit Utama Kemendikbud, Komunitas
Literasi, Lembaga pemerintah, Mitra Pemerintah, Penerbit dan Aplikasi. Masing-masing
stand tersebut saling berlomba-lomba menarik perhatian pengunjung dengan
berbagai hal unik.
Menariknya di stand penerbit, kita juga bisa
langsung membeli buku-buku keren dengan harga yang sangat terjangkau dibawah
harga pasar. Sayangnya, di stand ini hanya menerima pembayaran secara cash dan
karena saat ke sana aku tidak membawa uang cash, aku pun terpaksa hanya bisa
gigit jari memandangi kerumunan para pemburu buku murah di sana.
Festival Literasi
Festival literasi ini dilakukan di empat lokasi
yang berada di sekitaran gedung Ki Hajar Dewantara Kemendikbud, yaitu di
Panggung utama, Pojok Literasi, Ruang serbaguna perpustakaan, dan ruang teater
perpustakaan Kemendikbud. Nah bisa dibilang inilah inti dari Festival Literasi
Sekolah, di festival literasi ini kita bisa mendapatkan berbagai macam
pengetahuan melalui peluncuran buku, diskusi, serta talkshow terkait dunia
literasi.
Lomba literasi
Ada berbagai lomba terkait literasi yang dihadirkan
oleh Kementrian pendidikan dan kebudayaan di festival literasi sekolah 2019
kali ini. Lombanya pun dibagi sesuai jenjang pendidikan masing-masing dan diikuti
oleh para peserta terpilih dari berbagai daerah di Indonesia. Sayangnya, aku
tidak sampai melihat lomba-lomba ini karena harus segera pulang saat itu.
O iya ada satu spot yang cukup menarik
perhatianku saat memasuki area Festival Literasi Sekolah 2019 ini, yaitu pohon
impian. Terharu rasanya membaca satu per satu harapan serta impian para pelajar
yang dituliskan di gantungan kertas pada pohon tersebut. Aku pun jelas tak mau
ketinggalan menggantungkan impianku di sana.
Jujur, satu hal yang amat aku sayangkan dari
Festival Literasi Sekolah ini adalah karena waktu berlangsungnya yang teramat
singkat. Semoga kedepannya pemerintah akan lebih sering lagi mengadakan acara
serupa supaya aku bisa hadir terus… hehehe…
0 comments:
Posting Komentar