Rasanya, kata Alhamdulillah saja tidak akan
cukup untuk menggambarkan syukur ku padaNya karena telah memberi seorang
sahabat yang begitu mengerti aku dalam segala situasi. Berada dalam circle yang
sama, membuat kami bisa dengan mudah memahami satu sama lain, bahkan untuk
urusan kerjaan. Yup, kami berdua sama-sama berprofesi sebagai content creator
di blog dan sosial media, profesi yang bagi sebagian besar orang dianggap bisa
dilakukan seorang diri.
Tidak salah memang, banyak content creator yang
bisa sukses memiliki pundi-pundi penghasilan meski tanpa bantuan seorang
sahabat atau teman, tapi hal ini tidak berlaku bagi kami. Aku dan sahabatku ini
percaya kalau kami bisa lebih cepat menaiki tangga kesuksesan jika dilakukan
secara bersama-sama, bukankah beban berat akan jadi lebih ringan jika kita
mengangkatnya bersama…? Begitu prinsip kami.
Tak hanya soal berbagi info job saja, kami pun
terbiasa saling mendukung satu sama lain dalam membuat konten, seperti saat
melakukan photo session misalnya. Mungkin karena sudah sering mengabadikan
momen seru bersama, aku jadi paham sudut pandang terbaik untuk memotretnya,
begitupun sebaliknya. Hal ini jelas memberikan sisi positif tersendiri bagi
kemajuan kami bersama.
Alhamdulillah nya, meski bukan professional, kami
sama-sama memiliki hobi di bidang fotografi. Jadi jangan heran jika dalam satu
kali pemotretan saja bisa menghasilkan sampai ratusan foto, walaupun pada
akhirnya yang diupload ke sosial media hanya beberapa foto terbaik saja.
Biasanya foto-foto yang kurang bagus memang
akan langsung dihapus, tapi untuk foto-foto #DibuangSayang yang masih layak
tayang di sosial media akan kami simpan di smartphone masing-masing. Nah nantinya
foto tersebut akan diupload saat dibutuhkan dalam sebuah campaign atau justru
saat sedang bingung mau upload apa di sosial media. Ya, para penggerak sosial
media pasti paham betul kalau sosial media itu tidak boleh ‘dicuekin’ tanpa
postingan dalam waktu lama karena akan berpengaruh pada engagement nya.
Sayangnya menyimpan foto-foto yang jumlahnya
wow itu tidak bisa terus-menerus mengandalkan kapasitas smartphone saja. Bayangkan
saja, jika dalam satu kali pemotretan dihasilkan hingga ratusan foto, kira-kira
ada berapa banyak foto yang memenuhi memori smartphone kami. Hal ini jelas
tidak aman bagi kesehatan smartphone yang sudah kami anggap sebagai rekan kerja
tersebut.
BackUp Foto dan Data di USB OTG SanDisk aja
Berbekal latar belakang inilah, akhirnya aku
pun memutuskan untuk melakukan back-up foto ke USB OTG SanDisk yang
berkapasitas 32GB, kapasitas memori yang tidak bisa dianggap kecil. Alasan
utama kenapa aku lebih meilih menggunakan USB OTG SanDisk ini tak lain adalah
karena kepraktisan yang ditawarkan olehnya. Sifatnya yang bisa digunakan pada
smartphone maupun PC ini benar-benar mempermudahku melakukan back-up data
dimanapun dan kapanpun aku mau. Berdasarkan studi yang dipublikasi oleh Western Digital, sekitar 97%, menggunakan smartphone sebagai gawai sehari-harinya, jadi
keberadaan USB OTG SanDisk ini memang memiliki peran penting tersendiri
pastinya.
Menariknya, ternyata aku tidak sendiri loh, setidaknya
ada 80% responden dari hasil studi penelitian tentang kebiasaan pengelolaan
data seluler masyarakat Indonesia yang mengaku telah menyadari pentingnya
melakukan back-up data tersebut. Alhamdulillah,
dengan begitu kan ada banyak momen keren yang tetap terabadikan dengan cantik.
By the way buat kalian yang juga ingin menggunakan
USB OTG SanDisk ini untuk mem-back up foto dan data lainnya bisa langsung
ceki-ceki ke Official store SanDisk di Shoopee aja.
#SanDiskAPAC
hihi samaaa. Pas motret banyak banget fotonya dari berbagai angel. Padahal yang diupoad cuma satu atau dua
BalasHapusWah kudu punya nih. Secara blogger itu pasti harus motret dan berulang-ulang sampai hasilnya bagus. Gak kerasa udah gak muat aja gara-gara memorinya cuma sedikit. Dan itu sering banget saya alami.
BalasHapusAku udah gunain USB OTG SanDisk type 3.0 buat backup data smartphone aku mbak. Nggak khawatir kalau mau jepret foto beberapa kali deh, hehee
BalasHapus