Alhamdulillah, senang sekali rasanya melihat
semakin banyak masyarakat yang peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Gerakan-gerakan pecinta lingkungan layaknya #BijakBerplastik yang belakangan
ini menjadi tren mau tidak mau memang harus diakui memiliki andil dalam
menciptakan kesadaran masyarakat akan hal ini. Tengok saja, saat ini sudah
bukan hal aneh lagi ketika mendapati seseorang menolak penggunaan sedotan saat
melakukan pembelian minuman di sebuah café misalnya, sebuah perubahan yang
patut kita apresiasi bersama.
Sayangnya gelora perubahan ini masih terbilang
kecil jika dibandingkan jumlah masyarakat Indonesia saat ini, jadi bisa
dikatakan kalau lebih banyak masyarakat yang tidak sadar lingkungan dibanding
mereka yang sudah melakukan perubahan berarti ini. Hal ini terbukti dengan
masih banyaknya sampah di laut kita.
Tidak salah jika kita mengatakan sekecil apapun
perubahan itu akan tetap berarti, namun sebuah perubahan yang besar jelas lebih
dapat diandalkan. Agaknya hal inilah yang melatarbelakangi kerja sama Danone
dan Aqua di Indonesia dengan The Ocean Cleanup dalam melakukan riset
pengumpulan sampah plastic di sungai dengan menggunakan system Interceptor 001
yang ditempatkan di Cengkareng Drain, Pantai Indah Kapuk, Jakarta.
For your
information, InterceptorTM 001 ini merupakan konsep alat pembersih
sungai temuan pemuda keren asal Belanda,
Boyan Slat, yang memanfaatkan arus sungai itu sendiri. Nah sampai saat ini
sudah ada 4 InterceptorTM 001 di dunia, diantaranya ada di Jakarta
(Indonesia), Klang (Malaysia), Mekong Delta (Vietnam), dan di Santo Domingo
(Republik Dominika).
Meski sudah
berhasil dilakukan di Negara lain, InterceptorTM 001 ini tetap
melakukan beberapa riset terlebih dahulu di Jakarta dengan tiga tujuan riset,
diantaranya sebagai berikut,
1. Plastic Waste Flow, mengukur
kuantitas dan tipologi sampah plastik di sungai
2. Facility Design, mengembangkan system
pemilahan yang efektif dan aman untuk memproses sampah plastik dari sungai.
3. End Market Solution,
mengidentifikasi teknologi dan industry yang mampu mendaur ulang sampah plastik di Sungai.
Nah setelah kurang lebih 12 bulan melakukan
riset tersebut, akhirnya beberapa waktu yang lalu, Boyan Slat yang sengaja
hadir di Indonesia pun menyatakan hasil risetnya secara langsung dalam acara
diskusi bareng di Bali Room Kempinski Hotel. InterceptorTM 001
terbukti dapat membantu masyarakat Indonesia mengurangi sampah di sungai yang
menuju ke laut hingga 60%, dan angka ini diperkirakan masih akan terus
meningkat seiring riset lanjutan yang akan dilakukan pada saat musim hujan
sebentar lagi ini.
Jujur, aku takjub dengan pemikiran dari Boyan
Slat, yang tidak hanya memikirkan pembersihan sampah di laut saja tapi juga
mencoba untuk memutus ‘kran’ sampah yang berada di sungai. Simpelnya jika
sungainya sudah bersih maka insya Allah sampah yang menuju ke laut pun akan
jauh berkurang pastinya.
Nah menariknya lagi, Danone Aqua sebagai pionir
brand pecinta lingkungan ini pun terus menggaungkan gerakan #BijakBerplastik
pada masyarakat luas. Aku jadi ingat perkataan seorang sahabat blogger yang
mengatakan kalau kita tidak akan pernah bisa menolak plastic seratus persen
dari kehidupan saat ini, ya masa kita mau kembali ke jaman sebelum ada plastik sih,
hehehe.
Hal yang seharusnya diingat adalah fakta bahwa
kesalahan itu bukan terletak di sampah plastik nya tapi pada cara perlakuan
yang kita terapkan terhadap sampah plastik tersebut. Andai saja kita bisa
memaksimalkan penggunaan plastik itu sampai se-lama mungkin, maka insya Allah
masalah sampah plastik ini tidak akan sampai sebesar sekarang.
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali
bukan, so, tidak ada kata terlanjur untuk berubah, kalau seorang Boyan Slat
saja bisa melakukan perubahan sebesar ini maka seharusnya kita pun bisa
melakukan sesuatu, sekecil apapun itu. Yuk, sama sama mulai berubah dan siap
#BijakBerplastik demi kehidupan yang lebih baik.
0 comments:
Posting Komentar