Setelah terkatung-katung tanpa kepastian selama
hampir satu bulan, akhirnya hari yang dinantikan pun tiba. Tepat di tanggal 24
Oktober 2019 aku fix berangkat ke negeri sakura, Jepang. Untukku yang baru
pertama kali keluar negeri, berangkat ke Jepang seorang diri ini jelas jadi
tantangan yang lumayan besar. Perang batin antara senang karena akhirnya bisa
berangkat dan takut karena harus berangkat sendiri terus berkecamuk, tapi
mengingat semua halangan yang berhasil aku lewati sebelumnya, aku meneguhkan
hati untuk terus jalan dan mengusir jauh-jauh perasaan takut tersebut.
Kebetulan pihak penyelenggara memilih
penerbangan dengan maskapai Cathay Pasific yang mengharuskan ku untuk transit 2
jam di Hongkong Internasional Airport. Awalnya ini juga membuatku sedikit
was-was, berangkat sendiri ke Jepang saja sudah membuatku khawatir bukan main, kok
ya masih ditambah harus transit di Hongkong pula.
Parahnya, google yang aku harapkan dapat
memberi informasi selengkapnya perihal apa saja yang harus aku lalui dalam perjalanan
pun tidak banyak membantuku karena hampir tidak ada blogger yang menulis secara
detail tentang hal ini, kebanyakan hanya menulis hal-hal umum saja, padahal
bagiku yang baru pertama kali berangkat ke Jepang dan harus transit di Hongkong
ini jelas membutuhkan informasi secara detail, hingga hal-hal terkecilnya. Oleh
karena itu, tulisan ini sengaja aku hadirkan untuk kalian semua yang mungkin
membutuhkannya sepertiku saat itu.
Aku mendapat penerbangan pagi ke Jepang,
persisnya pada pukul 08.15 WIB dan dijadwalkan tiba di Hongkong International
Airport pada pukul 14.20 waktu setempat untuk kembali melanjutkan penerbangan
ke Jepang 2 jam kemudian. Meski terlihat sedikit lama, namun kenyataannya aku
hanya ada di ‘atas’ selama 4 jam saja, ingat ada perbedaan waktu antara
Indonesia dan Hongkong ya…
O iya malam sebelumnya, aku banyak bertanya
dengan teman blogger yang memang sering melakukan perjalanan ke luar negri, dan
Alhamdulillah beliau memberikan info lebih lengkap dibanding akang google.
Untuk kalian yang baru pertama kali ke luar negeri, ingat selalu untuk membaca
detail penerbangan ya, mulai dari waktu penerbangan, terminal bandara, hingga
nomor penerbangannya, agar tidak bolak-balik membuka smartphone demi melihat
tiket.
Check in, imigrasi, dan terbang
Counter check in Cathay Pasific, maskapai yang
menemani perjalananku kali ini ada di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Aku
lupa persis nya ada di sebelah mana, tapi info tentang keberadaan counter check
in ini bisa dengan mudah didapatkan dari petugas bandara yang stand by di sana.
Jadi, langsung Tanya saja, harus check in di mana. Pada tiket yang kuterima
dari pihak penyelenggara ada keterangan kalau check in harus dilakukan paling
lambat 90 menit sebelum boarding, namun karena khawatir akan telat aku sudah
sampai di bandara sekitar pukul 5.30 WIB.
Pada saat check in, aku mendapat dua boarding
pass sekaligus, boarding pass dari Jakarta ke Hongkong dan boarding pass dari
Hongkong ke Jepang. Nah di counter check in ini aku juga sekalian request kursi
yang akan ditempati. Sekedar saran untuk kalian yang sering buang air kecil
atau tidak betah duduk terus selama 4 jam di pesawat baiknya memilih kursi yang
dekat ‘jalan’ saja agar tidak mengganggu penumpang lain. Aku sendiri lebih
memilih kursi dekat jendela karena melihat awan dari atas pesawat memang amat ku sukai.
O iya ternyata barang yang kita taruh di bagasi
langsung bisa diambil di Jepang, jadi saat transit di Hongkong aku tidak perlu
memusingkan bagasi lagi. Saranku sih, demi mempermudah proses transit, barang
yang dibawa ke kabin, benar-benar hanya barang penting saja. Aku sendiri hanya
membawa satu sling bag berisi data diri, hp, kamera, dompet dan pouch make up
saja, sisanya aku letakkan di bagasi. Alhamdulillah saat tiba di Hongkong, aku
bersyukur telah mengambil keputusan ini, hehehe…
By the way sebagai informasi tambahan,
belakangan aku baru tau kalau proses chek in ini bisa dilakukan secara online,
tapi nantinya kita tetep harus ke counter ini untuk drop bagasi dan mencetak
boarding pass. Keuntungan melakukan chek in online adalah kita bisa mendapatkan
kursi favorit lebih awal.
Setelah check in, boarding pass jangan
buru-buru dimasukkan ke tas ya, karena ini dibutuhkan untuk proses imigrasi dan
lain lain. Setelah selesai urusan di counter chek in Cathay Pasific, aku pun
langsung mengarah ke bagian departure (keberangkatan) international, di sana
ada proses imigrasi dulu sebelum masuk ke gate penerbangan.
Ada banyak counter imigrasi di bandara, aku
lupa tepatnya ada berapa, tapi yang kuingat ada tanda yang menunjukan loket
pemilik paspor Indonesia, jadi aku langsung menuju ke loket tersebut. Tenang
saja, petugas imigrasi kita hanya menanyakan tujuan, boarding pass dan paspor
saja. Kalau semua oke, paspor pun akan langsung dicap oleh petugas bandara
sebagai tanda ijin keluar dari Indonesia.
Setelah melalui proses imigrasi yang ternyata
tidak begitu sulit itu, aku pun langsung menuju ke gate penerbangan. Informasi
seputar gate ini bisa dilihat di boarding pass, kebetulan penerbangan yang akan
kujalani ada di gate 2 terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Gate ini lumayan jauh
jadi baiknya jangan buang-buang waktu untuk mengarah ke gate tersebut agar
tidak ketinggalan pesawat.
Nikmati penerbangan
Seperti yang sudah aku katakan di awal,
penerbangan memang terkesan begitu lama (08.15 WIB – 14.20 waktu setempat), tapi
sebenarnya hanya berjalan selama 4 jam saja. Percayalah, 4 jam di atas pesawat
itu akan berlangsung cepat kalau kita menikmati perjalanannya. Di dalam pesawat
Cathay Pasific ada media hiburan yang bisa dimanfaatkan, sayangnya aku tidak
memotretnya sih. Melalui media hiburan itu kita bisa mendengarkan musik,
menonton film hingga melihat peta interaktif yang menunjukan posisi terkini.
Setelah pesawat stabil, kaka pramugari akan
membagikan snack dan minuman yang bisa dipilih, mulai dari jus, susu, kopi, teh
bahkan wine pun ada. Belum habis snacknya, para penumpang pun akan kembali
disajikan makan. Untuk penerbangan Jakarta-Hongkong, insya Allah kita tidak
perlu khawatir soal kehalalan makanannya, namun saat melakukan penerbangan
Hongkong- Jepang, jangan lupa untuk memastikan lagi pada kaka pramugari nya
soal ini. Ya, karena melalui proses transit, cathay pacific memang tetap
menghitung 2 kali perjalanan, jadi di penerbangan berikutnya pun kita akan
mendapat makan lagi.
O iya, saat awal penerbangan Jakarta- Hongkong
akan dibagikan form, tapi form tersebut tidak perlu diambil, karena hanya
diperuntukkan untuk mereka yang berkunjung ke Hongkong saja. Form serupa wajib
kita isi pada penerbangan Hongkong- Jepang untuk nantinya diserahkan pada
bagian imigrasi Jepang saat kita tiba di sana.
Saat pesawat akan landing, pada layar hiburan
di setiap kursi penumpang akan muncul info seputar gate transit yang akan
mempermudah proses transit. Sayangnya, karena asyik merasakan proses landing
yang cukup wow di Hongkong, aku skip melihat info ini, dan akhirnya sedikit
kebingungan di Hongkong International Airport saat proses transit, hehehe…
Transit di Hongkong,
mudah kok…
Begitu turun dari pesawat, kita akan langsung
disambut petugas bandara Hongkong yang ternyata ramah-ramah. Hal pertama yang
kulakukan adalah mencari layar besar yang memuat info seputar penerbanganku
selanjutnya, info yang seharusnya dengan mudah aku dapatkan di layar hiburan
pesawat tadi.
Setelah mendapat info gate nya, aku pun
langsung mengarah ke bagian transit di Hongkong International Airport.
Posisinya dimana…? Waktu itu aku hanya mengikuti tanda ‘transit’ yang ada di
bandara saja. Sebelum memasuki area transit, akan ada petugas bandara yang
mengecek suhu badan dengan thermo gun, jujur aku agak kaget saat
itu, aku pikir bakalan ditembak betulan, hehehe…
Selanjutnya akan ada pemeriksaan barang yang
dibawa, lagi-lagi aku bersyukur hanya membawa satu sling bag saja, jadi proses
ini berlangsung cepat bagiku. Di bagian transit ini juga ada pengecekan paspor
tapi hanya dilihat saja, tanpa dicap. Setelah itu aku pun langsung mencari
lokasi gate penerbangan. Gate di Hongkong International Airport ini berjumlah
ratusan, jadi baiknya langsung cari sesegera mungkin gate yang dituju.
Pengalaman waktu itu, aku memiliki waktu transit di Hongkong 2 jam, tapi hanya
duduk di dekat gate menunggu boarding time kurang dari 15 menit saja, bayangkan
berapa jauhnya gate tersebut dari lokasi tiba.
Selamat datang di Jepang
Setelah melaluli proses transit di Hongkong,
aku pun kembali menikmati penerbangan dengan Cathay Pasific. Hal utama yang
harus di perhatikan di penerbangan kali ini adalah soal makanan yang disajikan.
Selain soal kehalalan yang diragukan, jujur aku kurang menyukai rasa
makanannya. Ya, bisa dibilang lidahku ini memang lidah Indonesia jadi agak
sulit jika harus dipaksakan mengkonsumsi kuliner dari Negara lain. Alhasil di
penerbangan ini aku hanya memakan buah nya saja, tapi cukup untuk mengganjal
lapar karena di penerbangan sebelumnya aku sudah makan dengan lahap.
Sesampainya di Bandara Haneda, Jepang, aku
langsung mengarah ke bagian imigrasi dan pengambilan bagasi. Di sana aku hanya
mengikuti arah tanda yang tersedia saja. Ternyata imigrasi Jepang juga tidak
sulit, aku langsung menyerahkan paspor, dan form yang telah ku isi di pesawat
pada petugas Bandara tanpa mengucapkan apa-apa. Selanjutnya, aku diarahkan
untuk melakukan scan mata dan sidik jari untuk mendapatkan barcode kedatangan.
Setelah proses imigrasi selesai, aku pun
mengarah ke tempat pengambilan bagasi, nah di sana akan ada pemeriksaan barang
lagi. Kebetulan aku mebawa teri balado dalam Tupperware yang aku balut lagi
dengan plastic kresek hitam di dalam koper. Sepertinya bawaanku itu mengundang
kecurigaan saat melalui mesin xray dan aku pun disuruh membuka koper untuk
menunjukan isi dari balutan kantong hitam tersebut. Tanpa ragu aku pun
membukanya dan dengan bangga menunjukan ‘indonesian food’ ini pada petugas
bandara tersebut.
Alhamdulillah, akhirnya aku pun tiba di Jepang
dengan selamat. Ternyata, berangkat ke Jepang pertama kali seorang diri dan
harus transit di Hongkong itu tidak seseram yang dibayangkan loh… Alhamdulillah
semua berjalan lancar, bahkan untuk seseorang dengan bahasa inggris yang
pas-pasan sepertiku ini. Terakhir aku Cuma mau bilang, buat kalian yang juga
mungkin memiliki peluang yang sama denganku, percaya deh semua akan berjalan
lancar kalau kita yakin dan pasrah pada-Nya. Kalau aku saja bisa melalui ini,
pasti kalian juga bisa kok… Semangaaattt…
Btw, di tulisan selanjutnya aku akan tulis soal
keseruanku di Jepang, mulai dari bagaimana kisahku yang biasa hidup di Bekasi
dengan suhu 350, tiba tiba harus ada di suhu kurang dari 140,
serunya melihat langsung ‘teknologi doraemon’ di pameran otomotif terbesar di
Jepang, hingga belanja souvenir murah meriah. Jadi jangan bosen buat mampir di
blog ini ya…
bandara HK dan jepang, lumayan mudah untuk para pemula :). Semua petunjuknya mereka tulis dengan jelas , dan buatku yg gampang nyasar aja, bisa sangat menolong :D. makanya aku ga prnh pake trvel kalo balik ke jepang ato HK, krn masih termasuk mudah itu. karena masuk ke dlm destinasi fav banyak turis juga sih yaaa.
BalasHapusditunggu keseruan ceritanya di jepang mba. aku sendiri ga pernah bosen ma jepang. makanya rela bolak balik ampir tiap thn ksana :D. terlalu cinta ama semua prefectures nya :)
Hahahaha selamet sentosa kan mbak.
BalasHapusWow jaraknya jauh banget bandaranya ampe cuma butuh wkatu 2 jam untuk ke boarding gate. Nah aku tuh juga nyamannya kalau nyampe bandara langsung nempel ke pintukeberangkatan :)
BalasHapusHehehe, kayanya gaya jalanku yang lambat juga jadi faktor mbak
HapusWah anak gadis melancong sendirian, berani euy, tidak takut di culik.
BalasHapusTenang Aja kalau sampai di culik bilang sama Mpo nanti mpo calling Jacky chan di Hongkong buat jagain anak gadis :)
Merasa sangat bersyukur bisa nemu tulisan ini
BalasHapusSaya besok mau ke jepang (sama batita aj) untuk mnyusul suami yg udah d sana duluan
Jujur aj deg2an tp stelah baca ini jd mayan lega
Makasih mb
Perlu visa transit ga kak di Hongkong ?
BalasHapus