Rasanya pertentangan antara generasi milenial
dengan generasi sebelumnya memang akan terus ada, karena mau tidak mau kita
harus mengakui rentang jaman pada akhirnya membuat perbedaan karakter antar generasi
jadi kian kentara. Para tetua atau generasi sebelum milenial seolah tak henti
menganggap kalau generasi milenial adalah generasi yang kurang peduli pada
sekitarnya. Sayangnya anggapan itu tak sepenuhnya benar, faktanya generasi
milenial hanya butuh ‘ruang’ untuk mengapresiasikan diri dalam berkarya saja.
Pembahasan soal ini sebenarnya pernah aku bahas
secara lebih luas dalam tulisanku yang bertajuk ‘Yuk bangkitkan semangatmu di
generasi #BisaBanget play space’. Nah kali ini aku akan coba menulis tentang
generasi milenial dan dampaknya bagi perekonomian syariah, sebuah sudut pandang
yang berbeda terkait generasi milenial namun menarik untuk diperbincangkan.
Tema ini merupakan hasil rangkuman ku setelah mengikuti Media training 2019 bersama
CIMB Niaga di The Alana Hotel, Sentul – Bogor beberapa waktu yang lalu.
Awalnya aku menganggap kalau generasi milenial
sepertiku ini akan membawa dampak buruk terhadap kemajuan perkonomian syariah,
namun kenyataannya malah berbanding terbalik. Generasi milenial justru dianggap
sebagai generasi potensial untuk mengembangkan perekonomian syariah di
Indonesia. Alasannya tak lain adalah karena saat ini sedang berkembang tren
hijrah di kalangan para generasi milenial yang insya Allah akan berdampak besar
pada perekonomian syariah secara keseluruhan.
Yuswohady, seorang pakar marketing yang
didaulat oleh CIMB Niaga untuk menyampaikan presentasi dalam salah satu sesi
media training 2019 itu pun mengemukakan bahwa meski generasi milenial telah
banyak ‘membunuh’ berbagai hal yang tidak mereka sukai seperti jam kerja
kantor, buku, dan berbagai hal lainnya, generasi milenial pun dianggap bisa
membawa dampak positif bagi perekonomian syariah asal sesuai dengan apa yang
disukai oleh generasi milenial tersebut. Nah sekarang tinggal menyiapkan
atmosfer syariah yang cocok untuk para generasi milenial saja.
Alhamdulillah CIMB Niaga pun menjawab tantangan
ini dengan menghadirkan Unit Usaha Syariah CIMB Niaga. UUS CIMB Niaga atau yang
akrab disebut CIMB Niaga Syariah ini menawarkan
berbagai produk dan layanan yang relevan dengan generasi milenial sepertiku
ini, seperti aplikasi digilat banking yang lengkap, Go Mobile, untuk kemudahan
transaksi perbankan dalam genggaman termasuk untuk membayar zakat, infak,
sedekah dan wakaf melalui QR Code.
Usaha CIMB Niaga Syariah dalam menyelaraskan
atmosfer perbankan syariah dengan generasi milenial pun membuahkan hasil. Ya,
hasil memang tidak akan mengkhianati usaha. Hal ini dibuktikan oleh angka
peningkatan kinerja CIMB Niaga Syariah yang mencapai laba Rp 848,85 Miliar atau
naik 62,1 % year-on year per 30 September 2019. Peningkatan laba tersebut tak
lain adalah karena dikontribusi oleh penyaluran pembiayaan yang meningkat dan
pendapatan dari bagi hasil.
Kesuksesan CIMB Niaga ini pun kembali
dibuktikan dengan adanya peningkatan angka asset dan pembiayaan yang dilakukan
oleh CIMB Niaga syariah. Dalam hal pembiayaan saja, CIMB Niaga syariah behasil
mengalami peningkatan sebesar 29,1 % Y-O-Y menjadi Rp 31,1 Triliun. Sementara
untuk asset nya sendiri, CIMB Niaga Syariah berhasil meningkatkan asetnya menjadi
Rp 36, 98 triliun atau naik 18,5 % Y-O-Y.
Angka-angka tersebut jelas tidak aka nada jika
CIMB Niaga Syariah tidak melakukan upgrade atau pengembangan diri dengan
kebutuhan jaman. Jujur, sebagai masyarakat awam, aku berharap langkah yang diambil
oleh CIMB Niaga Syariah ini dapat diikuti oleh seluruh lini perbankan agar
atmosfer perbankan syariah di Indonesia bisa lebih mudah terwujud.
.
0 comments:
Posting Komentar