Pelepasan ekspor memang selalu berhasil membuat
jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Ada perasaan haru bercampur cemas
yang berbaur jadi satu. Dulu, aku menyaksikan pelepasan ekspor tersebut karena
pekerjaanku sebagai seorang PPIC di salah satu perusahaan garment, namun kali
ini aku kembali menyaksikan proses pelepasan ekspor di PT SOHO Industri
Pharmasi sebagai blogger. Beda peran tapi perasaan yang menyertainya tetap
sama.
Aku bangga tiap kali melihat langsung produk
dalam negri bisa eksis dan disukai oleh mereka yang ada di luar negri, terutama
jika produk tersebut merupakan produk yang dibuat dari bahan-bahan yang hanya
ada di Indonesia. Ini pula lah yang kurasakan saat beberapa waktu lalu,
menyaksikan pelepasan ekspor terakhir di tahun 2019 di PT SOHO Industri
Pharmasi.
Bagaimana tidak bangga…? Produk terakhir yang
dikirim ke luar negri ini tak lain adalah produk farmasi berbahan dasar temulawak
(curcuma xanthorrhiza) yang merupakan tanaman asli Indonesia. Temulawak adalah
tanaman yang menghasilkan rimpang atau umbi akar yang memiliki khasiat sebagai
tumbuhan herbal. Beberapa manfaat dari temulawak yang bisa kita rasakan adalah
bisa sebagai anti oksidan, anti inflammation, menjaga nafsu makan, menyehatkan
pencernaan, menjaga kesehatan hati, menjaga daya tahan tubuh hingga mencegah
penyakit kanker.
Khasiat temulawak ini benar-benar sudah
terkenal di Indonesia sejak jaman dulu, dan memang terbukti nyata hasilnya.
Oleh karena itu sudah banyak penelitian terkait hal ini. Bayangkan jika produk
berbahan dasar asli Indonesia dan diproduksi langsung oleh masyarakat Indonesia
ini bisa bermanfaat juga untuk seluruh masyarakat dunia. Duuuuhhh… pasti bangga
kan…
Kabar baiknya, pemerintah pun ikut mendukung
penuh ekspor industri manufaktur seperti yang dilakukan oleh PT SOHO Industri
Pharmasi ini. Ya, pemerintah kita menyadari betul peran dari industri manufaktur
yang selalu konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap nilai ekspor
nasional.
Dukungan pemerintah ini salah satunya dibuktian
dengan kehadiran Kepala Badan POM RI, Ibu Penny Lukito pada moment pelepasan
ekspor terakhir di PT SOHO Industri Pharmasi tersebut. Sebagai pemimpin dari
sebuah lembaga yang mengawasi pangan dan obat di Indonesia, Ibu Penny sempat menyampaikan
kalau industri farmasi berbahan dasar herbal asli Indonesia seperti yang
dilakukan PT SOHO Industri Pharmasi ini patut mendapat apresiasi.
Masih menurut beliau, seiring dengan
perkembangan sains dan teknologi, kini jamu perlu terus dikembangkan dengan
memperhatikan keamanan, manfaat, dan kualitasnya. Sinergitas berbagai pihak
baik pemerintah, industry, akademisi, dan komunitas lain perlu dimaksimalkan
untuk pengembangan potensi obat herbal di Indonesia melalui riset yang berkelanjutan.
Kabar baiknya, PT SOHO Industri Pharmasi telah
menerapkan konsep seed to patient di Kebun riset SOHO di Sukabumi. Konsep seed
to patient ini merupakan konsep yang menggambarkan kalau keeluruhan proses
telah distandarisasi dan dikontrol, mulai dari penanaman bibit, proses panen,
penyimpanan, sampai produk jadi diterima oleh konsumen. Dengan demikian
keamanan dan konsistensi kualitas dari produk jadi yang dihasilkan terjamin.
Tak tanggung-tanggung, dalam pelepasan ekspor
terakhir PT SOHO Industri Pharmasi ini, sebanyak 49.187 box akan dikirim ke Negara
Cambodia. Membayangkan produk-produk
tersebut bisa eksis di Negara orang terus membuatku bergidik saking bangganya.
Apalagi sepanjang tahun 2019 ini, PT SOHO Industri Pharmasi sendiri telah
mengekspor produk-produk farmasi sebanyak 40 shipment ke berbagai Negara,
seperti Brunei, Cambodia, Cameroon, Mauritius, Mongolia, Myanmar, Philipine,
Sri lanka, Timor Leste, dan Vietnam.
Sebagai masyarakat biasa, aku sih berharap
kedepannya akan lebih banyak lagi produk farmasi asal Indonesia yang eksis
beredar di seluruh dunia. Indonesia ini kaya akan semua hal, jadi tidak salah
bukan jika aku memiliki impian seperti itu…?! Insya Allah Indonesia akan
semakin sukses dan maju…
0 comments:
Posting Komentar