Jujur, ada perasaan takut yang datang silih
berganti dengan rasa optimis di masa pandemi ini. Takut kalau sampai pandemi memberikan
dampak yang lebih besar lagi pada keluarga kecil kami, bukan tak berserah diri
pada-Nya, tapi realita bahwa keluarga kami kurang memiliki pondasi keuangan
yang kokoh mau tak mau membuat rasa takut itu datang menghampiri.
Awalnya aku, dan mungkin kita semua, berharap
semua akan kembali normal sebelum bulan suci ramadhan ini tiba, namun apalah
daya harapan tinggal harapan, ramadhan kali ini terpaksa harus kita lalui
dengan kondisi yang jauh berbeda dari ramadhan sebelumnya. Shalat tarawih yang
biasanya kita lakukan di masjid pun digantikan dengan shalat berjamaah di rumah
masing-masing, dan tak hanya itu saja, ada beberapa himbauan lain yang
dikeluarkan oleh MUI terkait pelaksanaan ibadah di bulan ramadhan kali ini.
Meski sedih kami sekeluarga menerima himbauan
ini dengan lapang dada. Kami sadar, semua itu adalah yang terbaik untuk kita
semua. Usaha suami yang selama ini jadi topangan hidup keluarga pun terpaksa
hibernasi sejenak. Silaturahmi yang biasa kami lakukan dengan teman dan sanak saudara
pun harus kami tunda, tak apa berjauhan dulu sejenak demi kebersamaan yang
lebih lama di masa yang akan datang, begitu pikir kami sekeluarga.
Sayangnya, tak semua orang di kota kami
berpikiran sama. Miris rasanya melihat masih banyak masyarakat yang asyik
berdesakan demi berburu takjil. Hal ini aku lihat saat keluar untuk membeli
stok bahan makanan pokok mingguan. Ingin menangis rasanya melihat keramaian
tersebut, bukannya aku tidak kangen dengan suasana itu, tapi Bagaimana pandemi ini
akan cepat selesai jika masyarakatnya masih belum disiplin melaksanakan
himbauan pemerintah yang jelas-jelas ditujukan untuk kebaikan bersama itu? Bukankah
seharusnya kita semua saling mendukung ‘perang’ melawan Covid-19 ini?
Dalam tulisanku sebelumnya aku sempat
menyinggung bahwa semua orang di ibu pertiwi bisa memiliki perannya
masing-masing dalam mengatasi pandemi ini. Tenaga medis mungkin memang berada
di garda terdepan, tapi bukan berarti masyarakat seperti kita pun tak memiliki
peran loh, ada banyak cara yang bisa kita lakukan dalam perang kali ini, salah
satunya ya meningkatkan kesadaran untuk melindungi diri sendiri dan keluarga
agar tidak terpapar virus tersebut. Sesimpel itu saja.
Pemerintah pun sudah melakukan sosialisasi
terkait pencegahan penyebarannya, seperti dengan melakukan physical distancing,
rajin mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik, tetep berada dan
beraktivitas dari rumah, menggunakan
masker jika terpaksa harus keluar rumah dan beberapa himbauan lainnya.
Tak hanya itu saja, selain himbauan yang
sifatnya menjaga diri sendiri dan keluarga tersebut, pemerintah kita pun telah
mengambil langkah strategic untuk mengatasi pandemi ini. Alih-alih melakukan
lock down seperti yang diterapkan di beberapa negara lain, pemerintah kita justru
memilih untuk melakukan swab test secara besar-besaran.
Cara yang ditiru dari negeri ginseng Korea ini
memang dianggap paling tepat untuk diterapkan di Indonesia. Nantinya setelah
didapatkan pola penyebaran sang virus tersebut, semua orang yang terbukti
positif akan langsung dikarantina baik secara mandiri atau di rumah sakit
rujukan pemerintah. Dengan mengetahui data asli kasus positif, tentu kita akan
bisa lebih berhati-hati. Contohnya saja, jika kita sudah tau ada tetangga atau
kerabat yang positif Covid-19 maka kita bisa mendukungnya untuk melakukan
karantina agar tidak menularkannya pada yang lain, tentu tanpa mengucilkannya
dari masyarakat.
Lalu bagaimana caranya jika kita ingin
melakukan pemeriksaan swab tersebut…? Untuk yang sudah memiliki riwayat kontak
langsung dengan pasien positif Covid-19, bisa langsung mengajukan pemeriksaan
swab ke rumah sakit rujukan pemerintah. Nah untuk masyarakat yang memang
memiliki kesadaran melakukan pemeriksaan swab secara mandiri bisa melakukannya
di Rumah Sakit Premier Jatinegara. Layanan ini sengaja diluncurkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat serta memberikan kemudahan serta rasa aman dan
nyaman bagi masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaan Swab Covid-19.
Rumah Sakit Premier Jatinegara membuka layanan
Drive Thru untuk Swab PCR Covid-19. Jadi, masyarakat yang ingin memafaatkan
layanan ini, bisa langsung ke lokasi Drive Thru yang berada di area parkir baru
di samping gedung RS Premier Jatinegara. Sesuai dengan nama layanannya,
masyarakat yang melakukan swab PCR Covid-19 ini tidak perlu turun dari mobil.
Nantinya hasil tes akan dikirimkan melalui email yang telah terdaftar
sebelumnya.
O iya, sebelum datang melakukan swab PCR
Covid-19 ini, kita diharuskan untuk melakukan pendaftaran terlebh dahulu
melalui whatsapp di nomor 0822 1176 7690. Komunikasi pendaftaran dan informasi
melalui whatsApp ini dilakukan agar semua bisa terdokumentasi dengan baik. Tak
hanya itu saja, kita juga akan mendapatkan bonus free consultation voucher
untuk konsultasi gratis ke dokter secara online atau boleh juga datang
langsung ke dokter konsultasi tentang keluhan apa aja (gak mesti ttg covid-19).
Nah terakhir aku hanya ingin mengingatkan
kembali bahwa kita semua punya perannya masing-masing dalam melawan pandemic ini.
Tak perlu jadi relawan atau tenaga medis, kita bisa ambil bagian hanya dengan
menjaga diri sendiri dan keluarga tetap sehat. Sesimpel itu saja. Yuk tingkatkan
lagi kedisiplinan dan kesadaran diri mengambil peranmu dalam perang ini.
Bismillah insya Allah semua akan secepatnya kembali normal lagi.
0 comments:
Posting Komentar