Masa remaja bisa dibilang salah
satu fase teraneh dalam hidup kita. Bagaimana tidak aneh? Dalam satu waktu kita
dituntut memahami semua perubahan yang terjadi pada tubuh, baik itu secara
fisik maupun psikis. Mulai dari jerawat, bau badan, payudara yang mulai
membesar, hingga menstruasi plus semua rasa tak nyaman yang ditimbulkannya
harus kita lalui dengan sikap dewasa, padahal sisi kekanak-kanakan belum
sepenuhnya hilang dari dalam diri. Aneh kan?!
Jujur, dulu aku pun sempat
kebingunan bukan main ketika melalui masa-masa tersebut. Nah, sekarang, ketika aku berhasil melalui
masa-masa aneh itu dengan manis, aku ingin bilang ke kalian kalau masa remaja sebenernya
ga seaneh yang kalian bayangkan kok. Memang banyak yang harus disesuaikan, tapi
yakin aja, semua akan asyik dijalani.
Kabar baiknya, sekarang pemerintah
memberi perhatian lebih loh pada kalian semua, dede-dede emesh yang sedang
melalui fase ini. Perhatian tersebut dibuktikan dengan diangkatnya tema “Remaja
Sehat Bebas Anemia” pada peringatan Hari Gizi Nasional tahun ini. Harapannya,
tema tersebut dapat mempererat kerja sama seluruh elemen bangsa untuk
meningkatkan kualitas kesehatan melalui perbaikan gizi remaja lewat
penanggulangan anemia.
Perhatian yang diberikan
pemerintah pada para remaja ini adalah tindakan yang tepat, karena berdasarkan
sensus penduduk tahun 2020, Indonesia masih dalam masa bonus demografi dimana
ada 70,72% penduduk usia produktifnya, dan jumlah remaja dalam presentase
tersebut tak bisa dibilang sedikit. Bayangkan jika bonus demografi ini bisa
dimanfaatkan dengan menjaga para remaja nya jadi generasi unggulan, maka insya
Allah di tahun 2045 nanti Indonesia akan menjadi Negara maju sesuai dengan
impian kita semua.
Sayangnya, saat ini lndonesia
masih dihadapkan pada beban ganda masalah gizi yaitu masih tingginya prevalensi
stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro terutama anemia
yang masih menjadi tantangan besar. Semua itu menjadi pe-er kita bersama
pastinya. Tak hanya pemerintah, tapi masyarakat nya pun harus ikut andil untuk
menyelesaikannya.
For your information, Berdasarkan
Riskesdas 2018 prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10
remaja di Indonesia menderita anemia. Jelas bukan angka yang bisa kita abaikan
begitu saja. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak
optimal dan kurangnya aktifitas fisik.
Yup, seperti kita ketahui, para
remaja memang lebih banyak menyukai jajanan kekinian yang asupan gizi nya kacau
dibanding asupan sehat. Tak hanya itu saja, pandemi yang terjadi belakangan ini
pun menjadi alasan kurangnya aktifitas fisik pada remaja, mereka lebih suka
rebahan, begitu istilah kerennya.
Padahal dampak anemia bagi masa
depan para remaja pun tak bisa disepelekan loh. Rendahnya Hb dapat menyebabkan
oksigen yang yang dibawa ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otot dan otak jadi
berkurang. Otomatis daya berpikir dan produktivitas pun ikut terpengaruh. Jadi
jangan heran kalau remaja yang terkena anemia akan terlihat lebih lesu dan
kurang konsentrasi dibanding temannya.
Untuk mencegah dampak tersebut,
Kementerian Kesehatan melakukan intervensi spesifik dengan pemberian Tablet
Tambah Darah (TTD) pada remaja puteri dan ibu hamil. Jadi, setiap minggu nya
para remaja putri akan mendapatkan Tablet Tambah Darah yang berisi zat besi dan
asam folat tersebut.
Tak hanya itu saja, Kemenkes juga
melakukan penanggulangan anemia melalui edukasi dan promosi gizi seimbang,
fortifikasi zat besi pada bahan makanan serta penerapan hidup bersih dan sehat.
Edukasi dan promosi gizi seimbang tersebut tak hanya menyasar para remaja saja,
tapi juga orang tua dan guru sebagai pendamping utama para remaja.
Selain pemberian TTD, Kemenkes
juga mendorong para remaja untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dengan
menjaga asupan gizi seimbang dengan menu #IsiPiringKu, rutin aktivitas fisik
dan menjaga kebersihan.
Yuk kita sukseskan program keren
ini, bismillah insya Allah impian menjadi Indonesia Maju akan segera terwujud. Kamu
mau kan jadi bagian dari kemajuan bangsa ini? Kalau iya, lalui masa remaja mu
dengan baik dan sehat yaa. lndonesia butuh remaja yang produktif,
kreatif, serta kritis demi kemajuan bangsa dan kamu bisa mencapai produktifitas yang maksimal serta pemikiran yang
kritis, kalau kamu sehat.
0 comments:
Posting Komentar