Katanya kalau mau cepat mapan jangan hanya
menabung saja, tapi investasi. Sebagian besar orang, bukan tak paham pentingnya
berinvestasi sejak dini, namun stigma soal rumitnya belajar investasi bagi
masyarakat awam sudah begitu melekat erat dan membuat belajar investasi jadi
momok yang membosankan.
Alhasil, selain mereka yang bergerak di bidang
ekonomi, investasi masih terdengar asing. Sungguh amat disayangkan, karena investasi
bisa dibilang salah satu jalan untuk bisa mengejar mimpi ditengah kencangnya
laju inflasi. Tak sampai di situ saja, bagi mereka yang mulai melek
berinvestasi pun, kadang masih dihantui dengan ketakutan saat menghadapi kata
rugi dan akhirnya membuat hidup mereka dipenuhi dengan kecemasan.
Lalu, sebenarnya kita harus bagaimana dalam
berinvestasi agar bisa menjadi investor yang sukses dan bahagia tanpa dihantui
rasa cemas? Nah hal inilah yang diulas habis-habisan di buku berjudul Memilih
(menjadi investor) bahagia karya Kak Wuddy Warsono, CFA.
Jujur, ketika pertama kali melihat buku ini,
pikiranku sudah dipenuhi dengan bayangan keruwetan cara menjadi investor, tapi aku
tertarik dengan kata ‘bahagia’ yang tersemat dalam judul itu. Ya, setelah
membaca buku ini aku paham, kata ‘menjadi investor’ sengaja ditempatkan di
dalam tanda kurung karena fokus tujuan utamanya bukan hanya berinvestasi tapi
bahagia.
Bahagia bukan lagi berarti garis finish dari
sebuah kehidupan, tapi keputusan untuk menjadi bahagia dapat diambil sepanjang
jalan, setiap langkah dari perjalanan hidup seseorang, termasuk seorang
investor, begitu kurang lebih pandangan Kak Wuddy soal menjadi Bahagia yang aku
kutip dari Zoom Meeting bedah buku nya beberapa waktu lalu.
Asyiknya lagi, Kak Wuddy begitu piawai
mengajak pembacanya untuk memahami sisi lain dari investasi melalui cerita
kesehariannya yang begitu ringan. Saking ringannya, bahkan aku sendiri sampai
tidak sadar kalau sudah ‘digiring’ untuk belajar investasi.
Contohnya saja, ada satu bagian yang menceritakan ketika ia menghadapi kesulitan saat air di rumah nya mati total. awalnya hanya cerita soal balada mati air, tapi diakhir sesi tanpa sadar pembaca seolah diajak untuk memahami ada kenikmatan semu yang saat ini kita alami. Saat badan sehat, kondisi keuangan mencukupi, kita sering lupa akan ada masa pensiun yang menanti. Pembawaan cerita nya begitu ringan, mengalir tanpa kaku.
Buku ini sudah resmi tersedia di 121 toko buku
Gramedia di seluruh Indonesia dan di Gramedia.com. Jadi, buat kalian yang
penasaran dengan buku ini, langsung cari di Gramedia terdekat mu yaa
0 comments:
Posting Komentar