Sering nggak
sih merasa kalau anak jaman sekarang itu memiliki tubuh yang lebih tinggi dibanding para orang tua nya? Kalau iya, ini
bisa berarti kabar baik untuk Indonesia loh, karena pelan tapi pasti insya
Allah Indonesia akan segera bebas dari masalah gizi kurang seperti stunting. Kok
bisa? Apa hubungannya tinggi badan seseorang dengan kurang gizi? Yuk kita bahas
bareng.
Awalnya aku
pun berpikir kalau tinggi badan seseorang itu mutlak dipengaruhi oleh faktor
keturunan saja. Simpelnya, jika sang orang tua pendek maka si anak pun akan
memiliki tinggi badan yang tak begitu jauh. Namun ternyata anggapan ini salah.
Keturunan memang jadi salah satu faktor pendukung tinggi badan seseorang, tapi
tidak sepenuhnya. Ada hal lain yang juga mempengaruhi tinggi badan, diantaranya
adalah kecukupan gizi.
Saat si kecil
tumbuh maksimal sesuai usia nya, berarti ia memiliki kecukupan gizi yang baik.
Jadi, saat melihat banyak anak di sekitar kita yang memiliki tinggi badan maksimal,
sudah sepatutnya disyukuri. Ini kabar baik untuk kita.
Sayangnya,
sampai saat ini Indonesia masih ‘berperang’ untuk mengatasi masalah Stunting
dan Obesitas. Meski angkanya tak sebesar dulu, namun tetap saja butuh perhatian
lebih. Berdasarkan hasil survey Status Gizi Indonesia (SGI) 2021, 1 dari 4 anak
Indonesia mengalami stunting dan 1 dari 10 anak mengalami gizi kurang. Angka yang
tetap butuh perhatian pemerintah bukan?
Webinar ' Cegah Stunting Selalu Penting' Bersama Kementrian Kesehatan RI
Nah dalam
rangka memperingati Hari gizi nasional tahun 2022, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia pun memprakarsai webinar bertajuk ‘Cegah Stunting Selalu
Penting’ yang bisa diakses oleh masyarakat umum melalui live Youtube.
Harapannya, edukasi tentang dampak stunting ini bisa diketahui lebih luas oleh
masyarakat awam.
Dampak
stunting bagi pertumbuhan anak memang tidak bisa disepelekan begitu saja. Tak hanya
soal tinggi badan saja, tapi stunting juga dapat mempengaruhi kemampuan
berpikir, kurang konsentrasi, perkembangan intelektualnya terhambat dan masih
banyak lagi. Hal inilah yang harus kita hindari bersama, karena Stunting dan
Obesitas memang menjadi salah satu indikator pembangunan kesehatan bangsa yang
berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus.
Sebenarnya
untuk mencegah stunting ini tidak sulit kok, amat bisa dilakukan oleh para ibu
di rumah, yaitu dengan cara melakukan perbaikan gizi dalam menu harian keluarga.
Simpelnya, ubah menu harian keluarga sesuai dengan pedoman gizi seimbang yang
gencar disosialisasikan pemerintah itu.
Penerapan
gizi seimbang ini dilakukan dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan,
membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, mempertahankan berat badan normal,
dan melakukan aktivitas fisik di semua kelompok umur. Gampang bukan? Hanya butuh
konsisten dalam penerapan nya saja sih yang agak sulit, hehehe.
Pemerintah pun
memiliki 6 intervensi cegah stunting yang fokus pada remaja dan 1000 hari pertama kehidupan loh, diantaranya sebagai berikut,
1. promosi
dan konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA)
2. Promosi
dan konseling menyusui
3. pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan anak
4. pemberian
suplemen tablet tambah darah (TTD) bagi ibu hamil dan remaja serta pemberian
vitamin A
5. penanganan
masalah gizi dan pemberian makanan tambahan
6. tatalaksana gizi buruk
Melihat
keenam intervensi ini jelas banget terlihat yaa kalau peran ibu begitu penting
terutama dalam menentukan menu harian keluarga yang sesuai dengan gizi
seimbang, serta pola asuh anak setelah lahir.
Kabar
baiknya, saat ini ada begitu banyak pihak yang ikut membantu dalam melakukan
keenam intervensi ini loh, salah satunya adalah Unilever yang memiliki program
Nutrimenu. Jujur, aku salut sih dengan adanya program ini, dan merasa terbantu
olehnya.
Program Nutrimenu Bantu Para Ibu Melakukan Perbaikan Gizi di Rumah
For your
information, Program Nutrimenu ini merupakan insiatif salah satu brand Unilever
yang bertujuan memberikan edukasi dan membangun kebiasaan keluarga Indonesia
dalam memasak dan mengonsumsi makanan yang lezat dan bergizi seimbang sesuai
panduan kementrian kesehatan ‘Isi Piringku’.
Dalam program Nutrimenu ini ada 42 resep masakan yang bisa dikombinasikan sebagai menu harian keluarga dalam periode 21 hari. Resep-resep tersebut disusun oleh chef dan nutrisionis dengan mempertimbangkan rasa, harga dan kandungan gizi nya. Program nutrimenu ini disosialisasikan dari kader yang ada di lingkungan tempat tinggal pada para ibu. Selain itu, kita juga bisa mengakses menu-menu tersebut di laman instagram @roycoindonesia.
Ada banyak cara
untuk mencegah stunting di Indonesia. Yuk lah ikut ambil peran bersama, paling
tidak di lingkungan terkecil yang kita miliki, keluarga. Semangat melakukan
perbaikan gizi di rumah ya bu ibu!
0 comments:
Posting Komentar