Meski pas siang nya banyak yang berpuasa, di
bulan Ramadan masyarakat justru cenderung lebih konsumtif. Rasanya semua cemilan ingin diborong untuk menu buka
puasa. Iya nggak sih? Jujur, aku pun sempat kalap saat membeli takjil di awal Ramadan.
Tujuan nya sih memang untuk memberi semangat pada anak-anak yang sedang
berpuasa, tapi akhirnya malah berujung sedih melihat banyak makanan yang tidak
habis, huhuhu.
Dalam hati aku berjanji, insya Allah kedepannya
akan lebih jeli lagi saat mengukur takaran menu untuk keluarga agar tidak
sampai ada lagi makanan yang tersisa. Perlahan aku juga mulai memberi
penjelasan pada anak-anak dan Alhamdulillah mereka bisa memahaminya. Aku anggap ini sebagai langkah kecil ku
sebagai seorang ibu dalam menekan kemubadziran pangan dan melestarikan bumi.
Loh apa hubungannya menekan kemubadziran pangan
dengan melestarikan bumi? Aku juga baru menyadari hubungan kedua nya itu setelah
mengikuti acara peringatan Hari Bumi Sedunia 2022 yang diadakan oleh Foodbank
of Indonesia beberapa waktu lalu. Ternyata langkah kita menekan kemubadziran
pangan memiliki dobel manfaat, salah satunya bisa berarti ikut melestarikan
bumi.
Penjelasannya gini, makanan sisa yang terbuang
dan kemudian tertimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan melepaskan gas
metan (CH4) ke lingkungan. Nah gas metana ini adalah gas rumah kaca yang 25
kali lebih ganas dari karbondioksida (CO2) sehingga dapat mempercepat pemanasan
global. Tanpa ditambah dengan efek rumah kaca dari gas metan tersebut saja,
pemanasan global sudah berjalan dan menyebabkan adanya perubahan iklim yang
cukup drastis.
Artinya, jika kita bisa mulai langkah kecil
dari rumah dengan tidak menyisakan makanan dalam keseharian, maka sama dengan
ikut mengurangi efek rumah kaca dari gas metan tersebut. Langkah kecil tapi
berdampak besar.
Nah pada peringatan Hari Bumi Sedunia itu,
Foodbank of Indonesia bersama para mitra nya dari perwakilan JNE dan Superindo
membangun kesadaran dan mengajak lebih banyak pihak bergerak bersama mengurangi
kemubaziran pangan, menyelamatkan bumi dan mengakhiri kelaparan. Dalam acara
yang berlangsung di Pasar Tebet Timur ini, secara simbolis pedagang sayur dan
dunia usaha menyerahkan bahan pangan berlebih kepada FOI yang diterima aoleh
pendiri FOI, M Hendro Utomo.
For your information, FOI sebagai bank pangan
Indonesia memang menerima kelebihan bahan pangan dari berbagai pihak untuk
kemudian diolah dan disalurkan kembali menjadi makanan layak konsumsi untuk
mereka yang membutuhkan. Meski dikatakan sebagai kelebihan bahan pangan, insya
Allah bahan-bahan pangan yang diterima oleh FOI tersebut masih amat layak untuk
diolah kok.
Sebagai contoh seperti yang dilakukan oleh
Superindo. Sudah beberapa tahun terakhir ini, Superindo memang secara rutin
mengirimkan bahan pangan berlebih yang tidak terjual pada FOI melalui JNE. Bahan
pangan berlebih yang tidak terjual itu bukan berarti tidak layak olah, tapi memang
karena harus mengikuti regulasi pemerintah terkait beberapa hal.
Meski layak olah, bahan pangan tersebut tidak
dapat dijual di Superindo. Nah daripada akhirnya dibuang dan menjadi penyumbang
gas metan tadi, Superindo pun memilih untuk mendonasikannya kepada FOI agar
dapat diolah kembali dan disalurkan pada mereka yang membutuhkan.
Begitupun yang diikuti oleh para pedagang di
Pasar Tebet Timur ini. Nantinya, bahan pangan layak olah yang tidak terjual itu
akan dikirim melalui JNE ke FOI. Keren yaa, semua saling bersinergi satu sama
lain dengan mengandalkan apa yang bisa dilakukan oleh masing-masing pihak. Bisa
dilihat, meski JNE tidak ikut menyumbangkan bahan pangan, tapi mereka ikut
berkontribusi untuk mengirim kan nya ke FOI.
Dari situ aku belajar, kalau kita semua
bergotong royong dengan apa yang kita miliki, insya Allah tujuan pun akan lebih
mudah tercapai. Superindo dan para pedagang di Pasar Tebet Timur ‘bergerak’ dengan
bahan pangan nya, JNE ikut andil dalam distribusi nya, FOI sebagai pengelola,
dan kita semua sebagai ibu rumah tangga pun bisa ikut andil dengan mengelola
menu harian keluarga agar tak bersisa.
Sekecil apapun yang kita lakukan, insya Allah
akan tetap memberi dampak pada hasilnya kok. Tetap semangat dan sehat selalu.
0 comments:
Posting Komentar