Sepertinya hampir seluruh ibu di
dunia ini sepakat deh kalau memberi asupan sayur-mayur dalam menu harian si
kecil merupakan salah satu tantangan yang tidak mudah. Namun, meskipun tidak
mudah, ini tetap harus dilakukan karena sayur-mayur mengandung serat yang
terbilang penting bagi si kecil. Ibu di rumah juga mengalami masalah yang sama
kah? Kalau iya, yuk kita bahas bareng dan sama-sama belajar bagaimana
menyikapinya.
Sedikit cerita, sampai sekarang pun
aku masih kesulitan saat mengarahkan ketiga anakku untuk menghabiskan sayur di
piring makan mereka. Yup, sama seperti anak-anak pada umumnya, mereka memang
kurang menyukai sayur-mayur. Alhasil, sayur menjadi menu yang paling sering
tersisa dalam piring mereka.
Sedih? Jelas. Meski aku bukan ahli
gizi, aku sedikit paham kalau sayur itu penting untuk tumbuh kembang mereka,
terutama karena ada kandungan serat di dalamnya. Berbagai cara pun sudah aku
coba untuk menyiasati hal ini, mulai dari ‘menyembunyikan’ sayur nya, hingga
menegur mereka dengan tegas. Sayangnya, ini masih belum cukup untuk membuat
mereka rajin makan sayur.
Tanpa sadar, belakangan ini perasaan ‘ingin menyerah’ menyajikan sayur di meja makan pun mulai sering muncul. ‘Buat apa capek-capek masak tapi malah terbuang terus?!’ itu yang ada dalam pikiran ku. Alhamdulillah sebelum aku benar-benar merealisasikan pikiran tersebut, aku berkesempatan mengikuti webinar Bersama Danone Indonesia yang berhasil membangkitkan Kembali semangat menyajikan sayur-mayur di meja makan. Kok bisa? Emang apa sih isi webinar nya? Lanjut baca sampai selesai yaa.
Memahami Kembali Pentingnya Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna Anak dalam Webinar Bersama Danone Indonesia
Sebagai orang awam, aku hanya tau
kalau sayur-mayur penting untuk Kesehatan si kecil. Namun ternyata pentingnya
serat yang menjadi kandungan dalam sayur, jauh lebih besar dari itu. Tak hanya
penting bagi Kesehatan si kecil saja, tapi juga penting untuk menunjang
berbagai aspek lainnya dalam kehidupan anak-anak kita. Hal tersebut lah yang
dikupas habis-habisan dalam webinar Bersama Danone Indonesia beberapa waktu
lalu.
Webinar Bersama Danone Indonesia
tersebut bertajuk ‘Pentingnya serat terhadap Kesehatan saluran cerna dan
mengurangi risiko alergi pada anak’. Tak tanggung-tanggung, Danone Indonesia
menghadirkan tiga pembicara yang kompeten di bidangnya untuk menjadi narasumber,
diantaranya adalah dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K) selaku Dokter Spesialis anak
dan konsultan alergi imunologi dan Anastasia Satriyo, M.Psi, seorang psikolog
anak dan penulis buku.
Para ahli yang menjadi narasumber
dalam webinar tersebut sepakat kalau serat itu memiliki peran penting dalam
berbagai lini kehidupan si kecil dan kita sebagai orang tua. Yup, ternyata tak
hanya si kecil saja yang merasakan dampaknya, tapi juga orang tua loh. Secara
tidak langsung, hal itu juga akan berdampak pada kondisi psikologis para orang
tua, iya ngga sih?
Dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K) pun
sempat mengatakan kalau asupan serat pada si kecil ini tidak bisa diremehkan
begitu saja. Selain dapat membantu optimalisasi Kesehatan saluran cerna yang
krusial bagi tumbuh kembang dan kesehatannya, asupan serat harian yang cukup
juga dapat mempengaruhi gangguan Kesehatan, contohnya seperti kejadian alergi pada
anak.
Iyes, penelitian menyatakan bahwa
pola makan rendah asupan serat merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya alergi. Gampangnya bisa dibalik aja, kalau mau
mengurangi risiko alergi maka penuhi asupan serat untuk meningkatkan kekebalan
tubuh si kecil.
Duh kalau anak udah kena alergi pasti
memusingkan yaa, mau ngga mau kita harus benar-benar memperhatikan dan
menghindari pencetus alergi nya. Nah ini nih yang tadi aku katakan dapat
berdampak pada kondisi psikologis kita sebagai orang tua dan hal ini pun
dibenarkan oleh psikolog anak, Anastasia Satriyo M.Psi., Psi. Dampak psikologis
dari alergi makanan seringkali membuat orang tua memikirkan dan mengkhawatirkannya
serta menjadi cemas, bahkan kadang kondisi psikologis ini bisa lebih serius daripada
alergi makanan itu sendiri.
Melihat dampak nya yang begitu banyak
itu, rasanya kita memang tidak bisa memandang remeh asupan serat pada si kecil.
Sayangnya, berdasarkan data yang ada, tepatnya dari data Riskesdas (Riset
Kesehatan Dasar) tahun 2018, 95,5% penduduk Indonesia berusia di atas 5 tahun
masih kurang konsumsi serat. Penelitian lain juga menunjukan kalau 9 dari 10
anak kekurangan asupan serat dimana rata-rata anak Indonesia usia 1-3 tahun
hanya memenuhi ¼ atau rata-rata 4,7 gram per hari dari total kebutuhan
hariannya. Angka ini jelas masih jauh dari angka kecukupan gizi (AKG) yang
direkomendasikan yaitu 19 gram serat setiap harinya.
Nah di sini lah kita sebagai orang
tua bisa mengambil peran nih, buat yang mulai menyerah untuk menyajikan asupan
serat dalam menu harian keluarga seperti yang aku alami, yuk kita semangat
lagi. Mungkin memang sedikit melelahkan tapi jangan sampai menyerah yaa, karena
asupan serat benar-benar penting bagi si kecil.
0 comments:
Posting Komentar