Ada satu perasaan unik yang
sepertinya dirasakan oleh hampir semua ibu hamil, yaitu keinginan untuk secepat
mungkin melihat sang buah hati nya secara langsung. Aku katakan sebagai
perasaan unik karena pada kenyataannya kami para ibu jelas tidak ingin jika
sampai si kecil lahir sebelum waktu nya. Iyes, meski tak sabar ingin memeluk
mereka secara langsung tetap saja harapan terbesar nya adalah bisa melahirkan
si kecil secara sehat dan tepat waktu.
Meski bukan dari kalangan medis,
kebanyakan dari ibu di Indonesia sudah paham betul soal risiko serius yang
mengintai bayi dengan kelahiran premature atau bayi yang lahir sebelum waktu
nya. Sejak dulu kala stigma tentang bayi prematur memang sudah begitu melekat
di masyarakat kita. Tak jarang stigma tersebut justru membawa dampak positif
karena membuat para ibu jadi lebih berhati-hati dalam menjaga kandungannya,
tapi seringkali stigma ini juga lah yang akhirnya membawa dampak buruk atau negatif,
terutama bagi para ibu yang terpaksa harus melahirkan bayi prematur.
Kira-kira stigma negatif apa sih
yang membawa dampak buruk bagi ibu dan bayi nya itu? Apakah bayi dengan
kelahiran prematur bisa tetap tumbuh sehat dan berprestasi? Lalu apa saja sih
yang bisa di-support oleh orang sekitar nya ? Nah di tulisan ini aku akan coba
bahas semua hal tersebut berdasarkan rangkuman dari webinar Bicara Gizi bersama
Danone Indonesia, jadi baca sampai selesai yaa.
Bayi Prematur, Butuh Intervensi dan pemantauan Agar dapat Tumbuh Sehat dan Berprestasi
Bayi prematur atau bayi yang
lahir sebelum waktunya membutuhkan intervensi dan pemantauan serius selama
tumbuh kembang nya karena secara medis ada beberapa organ tubuh yang mungkin belum
sempurna saat ia dilahirkan. Pemantauan nya pun tak cukup hanya sampai ibu dan
bayi keluar dari rumah sakit saja, tapi benar-benar selama masa tumbuh
kembangnya.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam tumbuh kembang bayi prematur, diantaranya adalah sebagai berikut,
Physical Health, pada bayi
prematur sering ditemui beberapa masalah Kesehatan fisik seperti terjadinya
gangguan pernapasan, gangguan pertumbuhan, gangguan saraf, gangguan motorik dan
masih banyak gangguan lainnya. Hal-hal tersebut perlu pemantauan khusus selama
tumbuh kembangnya terutama soal pertumbuhan si kecil. Pemantauan ini bisa
dilakukan secara mandiri melalui KMS atau aplikasi Primaku.
Learning and cognition, pada
bayi prematur sering ditemukan gangguan terkait perkembangan koginitf, kemampuan
Bahasa, ketrampilan pra-sekolah, dan perkembangan akademis nya.
Mental Health, selama
pertumbuhannya, tak jarang ditemukan anak yang sebelumnya memiliki Riwayat lahir
sebelum waktunya memiliki masalah seputar mental health terkait perilaku,
kemmapuan bersosialisasi, daily functioning, dan gangguan perilaku lainnya. Nah
masalah-masalah ini memerlukan pemantauan khusus agar dapat ditangani secepat
mungkin dan tidak mengganggu tumbuh kembangnya di masa depan.
Quality of Life, kelahiran
premature memungkinkan ada beberapa organ tubuh yang belum siap fungsi dan
dapat menyebabkan gangguan kualitas hidup. Hal ini memerlukan perhatian khusus
dari orang sekitarnya.
Selain tenaga medis, pemantauan pun harus dilakukan oleh keluarga secara rutin setelah bayi dipulangkan dari perawatan hingga selama tumbuh kembang nya. Pemantauan ini benar-benar harus terus dilakukan sampai ia memasuki usia dewasa agar dapat mendeteksi gangguan sedini mungkin.
Peran pengasuhan orangtua dapat mengoptimalisasikan perkembangan anak prematur
Selain pertumbuhan secara fisik, anak dengan Riwayat
kelahiran premature juga memerlukan perhatian dalam perkembangannya. Ada beberapa
aspek perkembangan yang harus diperhatikan dan menjadi garis bawah untuk
orangtua, diantaranya adalah Perkembangan kognitif, perkembangan Bahasa,
perkembangan motorik halus dan kasar, perkembangan sensori, dan perkembangan
sosial dan emosi.
Peran orang tua dalam tumbuh
kembang si kecil ngga hanya sekedar mengasuh saja, tapi juga dalam hal mengasah
dan mengasihi agar bisa mendapat tumbuh kembang optimal. Dalam parenting sering
dikenal istilah Asuh, Asah, dan Asih.
Asuh berarti terkait pengasuhan
secara fisik yang meliputi pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Asih atau kasih sayang
adalah peran orang tua dalam menerapkan kasih sayang terhadap si kecil, bonding
contact ini sangat penting sekali untuk melindungi si kecil dari gangguan.
Asah, asah merupakan
stimulasi atau mengembangkan kemampuan sensorik, motori, emosi-sosial,
kemandirian, kreativitas, dan spiritual sedini mungkin.
Sebenarnya tak hanya si kecil nya
saja yang harus mendapat perhatian khusus, tapi juga orang tua, terutama sang
ibu. Kebanyakan dari ibu dengan anak yang lahir premature mengalami gangguan
psikologis tertentu, mulai dari ketidaksiapan mental, postpartum emotion,
kurang percaya diri, kelelahan, dan banyak gangguan psikologis lainnya.
Oleh karena itu, penting juga
memberi support atau dukungan lebih pada sang ibu. Alih-alih menyerangnya
dengan berbagai stigma negatif atau pertanyaan yang akhirnya menjurus pada
menyalahkan sang ibu karena tidak bisa menjaga kandungannya, tentu akan lebih
baik jika kita sama-sama memberi support atau dukungan saja. Setuju?
0 comments:
Posting Komentar