Kira-kira apa yang akan terlintas
di benak kamu kalau berkesempatan untuk trip selama 3 hari di Lombok? Pantai
atau Snorkling? Kalau jawabannya adalah kedua hal tersebut, tos kita sama. Jujur,
awalnya ya memang hanya kedua hal itu saja yang terpikirkan olehku saat
benar-benar mendapat kesempatan trip edukasi gizi ke Lombok Bersama Danone
Indonesia beberapa waktu lalu. Terus benarkah trip itu Cuma berisi kegiatan
pantai aja? Buat yang penasaran, lanjut baca sampai selesai ya.
Lombok dan pantai memang dua hal
yang sulit banget dipisahkan. Pantai memang menjadi destinasi unggulan di
Lombok, namun saat trip edukasi gizi Bersama Danone Indonesia itu, kegiatan nya
tidak selalu berhubungan dengan pantai saja kok. Ada banyak hal yang kami
lakukan Bersama, mulai dari berkunjung ke TPA Kebon kongok untuk melihat
langsung bagaimana kondisi terkini di sana, edukasi gizi untuk masyarakat
sekita TPA Kebon Kongok di Pasar seni Banyumulek, Kunjungan ke Lombok PET, jalan-jalan
ke Desa Sade hingga berbagai wisata kuliner di Lombok.
Kerennya, Danone Indonesia
mengemas semua edukasi gizi dalam trip kali ini dengan begitu apik. Tanpa
terasa digurui sama sekali, kami, para peserta trip justru dibuat happy sembari
belajar banyak tentang gizi. Nah ini dia beberapa keseruan kami selama trip
edukasi gizi Bersama Danone Indonesia.
Gimana ya asupan gizi anak-anak di sekitar TPA Kebon Kongok?
Pas melihat rundown acara trip
edukasi gizi Bersama Danone Indonesia yang dibagikan oleh tim panitia, aku agak
kaget, karena ada TPA Kebon Kongok sebagai salah satu tempat yang akan
dikunjungi. Dalam hati ya bertanya-tanya, apa hubungannya Tempat Pembuangan
Akhir dengan Aksi Gizi Generasi Maju yang digalakkan Danone Indonesia.
TPA Kebon Kongok masuk list tempat
yang akan dikunjungi dalam trip ini, jelas bukan tanpa alasan, sepertinya
Danone Indonesia memang ingin para peserta dapat melihat secara langsung kondisi
nyata di lapangan. Dan benar saja, Ketika kami semua datang berkunjung dan
merasakan langsung suasana serta kondisi di TPA Kebon Kongok itu, kami pun
paham mengapa edukasi gizi untuk masyarakat sekitar TPA Kebon Kongok ini adalah
suatu hal yang penting dan harus dilakukan.
For your information, TPA Kebon
Kongok telah menjadi lokasi pembuangan sampah akhir bagi warga Kota Mataram dan
Lombok Barat. TPA Kebon Kongok beroperasi sejak tahun 1993 di lahan seluas 13
hektar dengan beban ideal 991.800 meter kubik sampah. Terbayang nggak bagaimana
suasana dan kondisi di TPA Kebon Kongok tersebut? Kalau aku tidak datang langsung
ke sana mungkin aku pun tidak akan terbayang loh, apalagi saat mengetahui kalau
Sebagian besar pekerja di TPA Kebon Kongok itu adalah para ibu.
Gini loh, kadang tinggal di
lingkungan perkampungan biasa saja, kita masih kesulitan untuk menjaga Kesehatan
dan pemenuhan gizi anak-anak di rumah. Apalagi jika harus tinggal dan mencari
nafkah di sekitar TPA, seperti yang dilakukan para ibu di sana. Tentunya
tantangan yang mereka hadapi jelas lebih besar. Tak hanya seputar pemenuhan
asupan gizi saja, mereka pun harus mampu melewati tantangan berupa risiko
infeksi serta paparan berbagai polusinya.
Inilah yang akhirnya membuat
Danone Indonesia melakukan edukasi gizi untuk masyarakat di sekitar TPA Kebon
Kongok. Edukasi gizi yang dilakukan di Pasar Seni Banyumulek ini adalah bentuk
komitmen Danone Indonesia untuk mewujudkan generasi maju bebas stunting melalui
Aksi Gizi Generasi maju. Tak tanggung-tanggung, Danone Indonesia pun menghadirkan
dr. Ananta Fittonia Benvenuto, M,Sc, Sp.A. sebagai narasumber ahli untuk
memaparkan materi terkait edukasi gizi untuk masyarakat sekitar TPA Kebon
Kongok Lombok ini.
Tak hanya edukasi gizi dalam
bentuk talkshow yang dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur NTB Dr. Ir. Hj. Sitti
Rohmi Djalilah, M. Pd, Danone Indonesia pun mengajak masyarakat untuk mengikuti
lomba menghias ketupat dan lomba mewarnai untuk anak-anak. Tanpa sadar,
masyarakat sekitar TPA Kebon Kongok ini juga diajak belajar bareng soal gizi
melalui kedua lomba tersebut.
Kunjungan ke Lombok PET, Belajar Banyak Soal Proses Daur Ulang Botol Plastik
Setelah makan siang, kami pun
melanjutkan trip ke Lombok PET yang merupakan unit bisnis daur ulang dampingan
Danone Indonesia yang dikelola oleh usaha daerah. Sampah-sampah yang sekiranya
bisa didaur ulang dari TPA Kebon Kongok tadi, dikirim ke Lombok PET ini untuk
melalui beberapa proses daur ulang.
Sebelum memasuki area Lombok PET
ini, para panitia membagikan rompi serta helm keselamatan pada kami.
Botol-botol plastik yang dikirim dari TPA biasanya sudah dikarungkan terlebih
dahulu oleh pengepulnya. Ini mempermudah petugas yang akan menimbang botol-botol
tersebut. Saat proses penimbangan ini, karung-karung tersebut juga diberi
inisial nama pengepulnya agar tidak saling tertukar satu sama lain.
Setelah ditimbang, botol-botol plastik
itu pun melalui proses penyortiran terlebih dahulu. Botol-botol bekas cat,
bahan kimia dan beberapa bahan berbahaya lainnya akan dipisahkan dan tidak
diikutsertakan dalam proses daur ulang. Hanya botol-botol plastik bekas yang
masuk kualifikasi saja yang akan lanjut ke proses berikutnya.
Ada dua jenis proses daur ulang
yang dilakukan di Lombok PET ini, proses penghancuran botol plastik hingga
menjadi serpihan-serpihan kecil dan proses pengepresan botol-botol itu menjadi
kubus besar. Kedua nya sama-sama akan dikirim untuk melalui proses daur ulang selanjutnya
di tempat lain yang sudah bekerja sama.
Wisata kuliner selama di Lombok dan edukasi gizi di dalamnya
Tak hanya belajar dan belajar
saja, selama tiga hari trip ke Lombok ini, kami pun dimanjakan dengan berbagai
wisata kuliner khas Lombok. Asyiknya, wisata kuliner nya ini sudah disesuaikan
dengan konsep isi piringku kaya protein hewani. Jadi, kami pun tidak perlu
khawatir memikirkan asupan gizi selama trip ini berlangsung.
Sebagai contoh, di hari pertama
kami makan malan di Lesehan Taliwang Irama 3. Menu utama nya memang ayam
taliwang, tapi saat ke sana kami disajikan menu-menu pendamping seperti plecing
kangkung sebagai asupan seratnya. Di hari kedua kami diajak berwisata kuliner
di Bebek Pondok Galih, Pesta Durian di Pantai Senggigi, dan Sate Rembiga
legendaris Ibu Hj Sinnaseh.
Wisata budaya di Lombok, festival bau nyale dan desa sade
Sebagai pelengkap trip edukasi
gizi Bersama Danone Indonesia, kami pun melakukan dua wisata budaya selama di
Lombok, Festival Bau Nyale dan berkunjung ke Desa Sade. Festival Bau Nyale yang
diadakan hanya dua hari dalam satu tahun ini jelas membuat kami antusias
mengikutinya. Meski badan terasa Lelah, kami pun tetap bangun di jam 3 dini
hari demi bisa mengikuti festival yang satu ini.
For your information, Festival
bau Nyale ini merupakan hari dimana
masyarakat Lombok berbondong-bondong datang ke pantai untuk mencari Nyale, sic
acing laut warna-warni. Masyarakat Lombok mempercayai kalau nyale ini adalah
jelmaan dari putri mandalika yang mengorbankan dirinya demi menjaga kedamaian
di Lombok akibat raja-raja yang memperebutkannya. Sebelum terjun ke laut, putri
mandalika sempat berjanji kalau ia akan Kembali ke tepi pantai setiap dua hari
dalam setahun, atau yang sekarang kita sebut sebagai Festival Bau Nyale.
Nah kerennya, ternyata nyale ini
mengandung protein hewani yang lumayan tinggi juga, jadi bisa dijadikan pilihan
masyarakat Lombok yang ingin memenuhi asupan gizi pada si kecil. Meski aku
sendiri nggak berani mencobanya, tapi melihat antusias masyarakat Lombok yang
begitu ramai saat Festival Bau Nyale ini aku yakin rasa dari Nyale ini tuh
enak. Selain dimakan mentah, nyale juga biasa digoreng, dikuah santan dan dipepes.
Siangnya, kami pun jalan-jalan ke
Desa Sade yang merupakan desa adat dari masyarakat Lombok. Satu hal yang aku
pelajari selama ada di desa Sade ini adalah tentang bagaimana mereka mampu
mempertahankan tradisi secara turun temurun di antara dahsyatnya gempuran
budaya luar dan kemajuan teknologi jaman sekarang. Ini jelas suatu hal yang
tidak mudah untuk dilakukan.
Terakhir, aku Cuma mau bilang
makasih banyak untuk Danone Indonesia yang sudah semangat banget menyerukan
hal-hal baik dan positif seperti ini. Kalian keren dan hebat. Sukses terus yaa,
terima kasih juga sudah memilih aku buat jadi bagian dari trip edukasi gizi Bersama
Danone Indonesia ini.
0 comments:
Posting Komentar