Adakah yang masih mengatakan kalau pertunjukan teater itu sama dengan film? Semoga sudah tidak ada lagi ya, karena kedua nya benar-benar berbeda. Jujur, dulu aku termasuk salah satu orang yang menganggap kedua nya sama, dan ini jelas salah besar. Meski sama-sama berada di jalur seni peran, pertunjukan teater dan film ini memiliki banyak sekali perbedaan.
Tidak hanya soal durasi dan lokasi penayangannya saja, proses pembuatan serta effort atau usaha yang dikeluarkan oleh masing-masing pendukung pada kedua nya jelas berbeda. Pada pertunjukan teater, usaha yang dikeluarkan para pendukungnya akan jauh lebih besar karena penayangan nya dilakukan secara langsung di atas panggung teater. Jika ada kesalahan sedikit saja akan langsung terlihat oleh para penonton.
Belum lagi soal kemampuan dalam menghapal dialog, para pemain teater wajib menghapal dialog dan memainkan perannya dengan baik tanpa cut. Effort atau usaha tersebut akan semakin besar bagi tipe teater tertentu, salah satunya dalam drama musikal. Iyup, selain akting yang bagus, para pemain drama musikal pun dituntut untuk bisa menyanyikan atau memusikalisasi perannya. Ini jelas tidak mudah.
Oleh karena itu, ketika tau ada teater musikal bertajuk “Chocolate Factory The Musical” yang terinspirasi dari film ternama Charlie and Chocolate Factory aku jelas mengapresiasi nya dan tidak mau melewatkan kesempatan untuk menyaksikannya dong. Alhamdulillah kemarin aku berkesempatan untuk menonton pertunjukan teater ini lebih awal dibanding masyarakat umum. Penasaran ngga sih sama keseruanku menonton teater musikal ini? Lanjut baca sampai selesai yaa.
Teater Musikal Chocolate Factory The Musical, seruuuuu!
Melanjutkan agenda tahunannya, tahun ini Hi Jakarta Production kembali menghadirkan Junior Musical Wonderland yang merupakan Kids Festival Production dengan Teater Musikal “Chocolate Factory The Musical” ini. Aku sendiri sebenarnya sudah pernah menonton film bertajuk serupa dan mengetahui keseluruhan isi cerita nya, tapi tidak mengurangi rasa penasaranku dengan teater musikal nya.
Yup, seperti yang sudah aku katakan di awal tadi, menonton film dan melihat langsung pertunjukan teater adalah dua hal yang berbeda. Kalau pada film kita akan disuguhkan banyak editing animasi dan teknologi khusus, pada teater tidak akan kita temui. Di teater, para penonton akan melihat langsung kehebatan para pemain dalam melakoni perannya, dan inilah yang membuatku penasaran menyaksikan teater musikal tersebut.
Rasanya penasaran aja, bagaimana cara para pendukung teater akan menyajikan semua setting hanya dalam satu panggung. Kalau kalian pernah menonton film Charlie and Chocolate Factory pasti tau deh, setting lokasi yang ada di film tersebut jelas tidak hanya di satu tempat saja. Sementara pada pertunjukan teater, semua setting lokasi tersebut harus dilakukan dalam satu panggung. Wow banget kan.
Buat yang belum tau, teater musikal “Chocolate Factory The Musical” yang terinsipirasi dari film Charlie and The Chocolate Factory ini menceritakan tentang petualangan seorang anak bernama Charlie Bucket dalam meraih mimpinya menjadi pengrajin cokelat.
Setting panggung diawali dengan memperlihatkan suasana rumah mungil keluarga Bucket yang berisi kakek-nenek dan ayah bunda Charlie. Meski digambarkan sebagai keluarga berkekurangan, keluarga Bucket memang tampak bahagia. Ketika sedang bercengkerama dengan kakek-nenek nya itulah Charlie mengetahui soal undian lotere global berupa lima tiket emas untuk lima anak beruntung dari seorang pengrajin cokelat terhebat, Willy Wonka.
Para pemenang tiket emas tersebut akan mendapatkan tur ke pabrik cokelat yang belum pernah dilihat sebelumnya. Charlie yang bermimpi menjadi pengrajin cokelat jelas mengharapkan bisa memenangkan tiket emas tersebut. Empat anak pertama yang diumumkan adalah Augustus Gloop (si rakus), Veruca Salt (si manja), Violet Beauregarde (si yang tidak beradab), dan Mike Teavee (si pecandu layar), dan ajaib nya Charlie berhasil mendapatkat tiket emas kelima.
Selanjutnya bersama Kakek Joe, Charlie pun berkunjung ke pabrik cokelat milik Willy Wonka yang ajaib. Namun, Tuan Wonka ternyata adalah seorang pria aneh dengan tujuan dan maksud rahasia. Satu per satu anak-anak jatuh ke dalam perangkap yang mereka buat sendiri; Augustus tenggelam oleh kelaparannya yang tidak kenal puas, Veruca dilemparkan ke tempat sampah yang akan segera terbakar, Violet meledak menjadi buah blueberry, dan Mike menyusut menjadi permen seukuran gigitan.
Charlie menjadi satu-satunya anak yang selamat. Dan ternyata Willy memiliki rencana tersembunyi dibalik kelima tiket emas tersebut. Wonka akan memberikan seluruh pabriknya kepada anak yang tertarik pada kreativitas dan inovasi, bukan kepada seseorang yang serakah, tidak beradab, atau tidak patuh. Sayangnya, meskipun ditawari segala macam kekayaan duniawi, Charlie Bucket menolak pabrik dan kekayaan yang akan datang bersamanya.
Anak itu lebih suka memulai usahanya sendiri, sebuah toko permen kecil miliknya sendiri, seperti bagaimana Wonka yang hebat pertama kali memulainya dulu. Wonka menghargai keputusan dan mimpi mimpi anak laki-laki tersebut, dan membantunya membangunnya menjadi kenyataan. Toko permen Charlie diberi nama Golden Tickets, dan membawa kebahagiaan kepada pelanggannya dengan kelezatan yang mengagumkan dan inovatif.
Kalau dilihat dari alur ceritanya, memang tidak jauh berbeda dengan apa yang didapat pada filmnya, tapi percaya deh, menyaksikan pertunjukan teater musikal nya benar-benar pengalaman yang berbeda. Kamu akan dibuat terkagum-kagum oleh akting dan suara merdu dari para pemainnya.
For your information, Teater musikal ini merupakan hasil kolaborasi Hi Jakarta Production dan Ciputra Artpreneur yang akan resmi dipertunjukkan di Ciputra Artpreneur Theater selama satu hari pada tanggal 22 Juli 2023. Nantinya, teater musikal ini akan dibagi menjadi dua kali pertunjukan. Pertunjukan pertama diadakan pukul 14.00 - 16.00 WIB dan pertunjukan kedua diadakan pukul 19.00 - 21.00 WIB. Ini akan memudahkan kita untuk memilih jadwal pertnjukan yang pas. Saranku sih kalau membawa anak-anak mending pilih yang jam 14.00 saja, agar tidak terlalu malam pulangnya.
Tak perlu khawatir, saat pertunjukan teater musikal tersebut akan ada Audience Experience yang akan menemani penonton menunggu sebelum dimulainya pertunjukan. Ada deretan booth seperti Face Painting, Nail Art, Photobooth, dan masih banyak lagi booth yang akan dijumpai di area Audience Experience. Penyelenggaraan acara ini didukung penuh oleh sponsor utama acara ITO EN, TOYU, KENJI dan juga rekan-rekan sponsor lain serta media partner diantaranya GADIS, Majalah CIA, Kompas.com, Broadway World Indonesia.
Untuk kamu yang udah ngga sabar mau pegang tiket menonton pertunjukan broadway musikal yang satu ini bisa langsung beli aja tiketnya di Loketcom, dan pakai kode voucher VIBRICHOCO buat dapetin diskon 15%. Info selengkapnya bisa langsung cek aja ke akun instagram @hijakartaproduction dan @artpreneur yaa.
Jadi penasaran dan kepingin nonton, meriah banget kayaknya yaa
BalasHapus