Ternyata fenomena El Nino yang terjadi sepanjang tahun 2023 ini memiliki efek domino pada kesehatan masyarakat. Yup, selain kekeringan yang melanda beberapa daerah, faktanya kenaikan suhu yang disebabkan oleh fenomena El Nino ini juga berdampak pada peningkatan jumlah nyamuk, termasuk nyamuk Aedes aegypti, sang pembawa virus dengue. Artinya, kenaikan suhu yang terjadi berbanding lurus dengan perkembangbiakan nyamuk berbahaya itu.
Jujur, aku pun baru mengetahui info ini ketika menghadiri acara peluncuran kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD beberapa waktu lalu. Kampanye ini merupakan kolaborasi Takeda dan Kementerian Republik Indonesia untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap pencegahan demam berdarah dengue. Penasaran nggak sih sama apa itu #Ayo3MplusVaksinDBD? Kira-kira se-efektif apa sih vaksin DBD tersebut? Buat yang mau tau info selengkapnya, baca tulisan ini sampai selesai ya.
#Ayo3MplusVaksinDBD untuk Cegah DBD
Sedikit flashback, sejak dulu, kita sudah dikenalkan dengan slogan 3M untuk pencegahan Demam Berdarah Dengue. 3M yang dimaksud tersebut tak lain adalah Menguras bak mandi, Menutup bak mandi, dan Mengubur barang bekas. Namun seiring berjalannya waktu, slogan tersebut pun mengalami pembaruan menjadi 3M plus dan saat ini kembali di-update menjadi 3M plus Vaksin DBD.
Ketika diupdate menjadi 3M Plus, kalimat “Mengubur barang bekas” diubah menjadi “memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas” karena kalimat ini dianggap lebih relevan dan sejalan dengan misi kita dalam menjaga lingkungan. Kata “plus” yang tersemat pun memiliki arti ada upaya pencegahan gigitan nyamuk, seperti menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk.
Sayangnya, meski upaya pencegahannya sudah di-update menjadi 3M plus, demam berdarah dengue tetap menjadi pe-er besar kita semua. Berdasarkan data resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari awal tahun sampai minggu ke-33 tahun 2023 saja, tercatat 57.884 kasus demam berdarah dengue dengan 422 kematian yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Ini jelas bukan angka yang sedikit dan bisa diabaikan begitu saja.
Kabar baiknya, saat ini sudah ada vaksin DBD yang bisa menjadi salah satu upaya inovatif dalam pencegahan demam berdarah dengue melalui peningkatan kekebalan tubuh. Vaksinasi yang dilakukan tersebut bisa membantu kita mengurangi risiko mengalami demam berdarah yang berat dan rawat inap.
Karena manfaatnya sudah terbukti, Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun akhirnya merekomendasikan vaksin DBD ini untuk diberikan pada masyarakat baik anak-anak maupun dewasa dengan rentang usia 6-45 tahun. Anak-anak bisa dibilang merupakan golongan usia yang paling disarankan untuk melakukan vaksin DBD, karena berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2022, pola kematian akibat dengue memang didominasi di kelompok usia muda atau anak-anak, tepatnya di rentang usia 5-14 tahun.
Meski demikian, pemberian vaksin DBD ini tetap harus sesuai anjuran dokter atau disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan vaksinasi.Hal ini dilakukan untuk menilai kesiapan masing-masing individu untuk menerima vaksin tersebut. Ingat, setiap orang memiliki riwayat dan kondisi kesehatan yang berbeda.
Hadirnya vaksin DBD ini jelas merupakan kabar baik yang sudah sepantasnya disambut antusias. Oleh karena itu, kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD ini harus terus digaungkan agar lebih banyak masyarakat yang tau soal info tentang vaksin DBD ini. Harapannya, kelak Indonesia pun bisa mencapai tujuan nol kematian akibat demam berdarah dengue atau Zero Dengue Death 2030.
Sebagai masyarakat awam, aku pun menyambut positif kampanye baik ini, semoga tujuan nya pun dapat terlaksana dengan baik. Bismillah, mulai dari langkah kecil yang bisa kita lakukan di rumah, #Ayo3MplusVaksinDBD.
C-ANPROM/ID/QDE/0228 | Oct 2023
0 comments:
Posting Komentar