Terlalu banyak drama politik di pemilu kali ini sempat membuatku berpikir untuk golput saja. Rasanya malas mengikuti sekian banyak drama-drama politik yang penuh intrik dan strategi itu. Satu warga yang bukan siapa-siapa sepertiku ini tidak memilih tentu tidak akan berdampak apa-apa bagi kemajuan bangsa, begitu pikirku. Ada yang berpikiran sama juga kah? Kalau iya, baca tulisan ini sampai selesai ya, kita sharing bareng di sini.
Jujur, pikiran tersebut terus tertanam di benakku sampai beberapa waktu lalu aku mengikuti live streaming Ruang Publik KBR. Di live streaming kali ini, Ruang Publik KBR membahas soal partisipasi remaja dengan disabilitas dalam pemilu 2024. For your information, Ruang publik KBR merupakan rangkaian program SUKA dari NLR Indonesia. SUKA adalah singkatan dari suara untuk Indonesia bebas kusta. Ruang Publik KBR ini bisa disimak di 105 jaringan radio KBR seluruh Indonesia dari aceh sampai papua atau di live streaming youtube Berita KBR.
Nah kali ini aku menyimak pembahasan Ruang Publik KBR melalui live streamingnya di Youtube. Uniknya, pembahasan kali ini tak sekedar soal partisipasi biasa, tapi fokus pada remaja dengan disabilitas. Aku mungkin bukan penyandang disabilitas dan Alhamdulillah tidak ada di sekelilingku yang menyandang disabilitas, tapi pembahasan tersebut cukup membuatku terpacu untuk memilih di pemilu nanti.
Gambaran mudah nya begini, kalau para remaja dengan disabilitas saja begitu semangat menyuarakan pilihannya, kenapa aku malah memilih golput?! Bayangkan kalau banyak yang berpikir untuk golput sepertiku tadi, tentu akan amat disayangkan dan akan berdampak besar pada kemajuan bangsa nanti.
Sayangnya, untuk menyuarakan pilihan nya di pemilu nanti para remaja dengan disabilitas ini masih memiliki beberapa pe-er besar yang harus diselesaikan bersama. Nyatanya semangat mereka saja masih kurang cukup untuk hal ini, begitu kata Kak Kenichi Satria Kaffah, seorang remaja dengan disabilitas yang didaulat sebagai salah satu narasumber di Ruang Publik KBR kali ini.
Yup, penyandang disabilitas baik remaja maupun dewasa membutuhkan sarana dan prasarana yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Ada banyak hal yang harus difasilitasi oleh penyelenggara pemilu untuk mengakomodir kebutuhan ini. Menurut Ibu Noviati, S.IP seorang Tim Panwaslu yang juga diundang sebagai narasumber di acara ini sempat mengungkapkan bahwa untuk penyandang disabilitas dewasa hal ini tidak terlalu menjadi masalah karena biasanya pemerintah daerah sudah memiliki data terkait jumlah penyandang disabilitas di wilayahnya masing-masing.
Sedikit berbeda bagi penyandang disabilitas remaja, terutama bagi yang baru pertama kali akan memilih di pemilu kali ini, sebagian besar datanya belum masuk ke pemerintah daerah. Belum masuknya data teman-teman disabilitas ini ke pemerintah daerah pun memiliki banyak alasan, salah satunya ya karena remaja dengan disabilitas ini kurang mendapat informasi jelas terkait pemilu 2024 nanti. Sosialisasi akan hal ini jelas wajib dilakukan.
Berdasarkan undang-undang yang berlaku, pemerintah daerah memang wajib menjamin agar penyandang disabilitas dapat berpartisipasi dalam pesta demokrasi, termasuk pada pemilu yang akan dilakukan pada 14 februari 2024. Satu per satu masalah terkait hal ini akan terus diselesaikan oleh pihak terkait agar teman-tema remaja dengan disabilitas ini tetap dapat menyuarakan pilihannya di pemilu 2024 nanti.
Kita pun jangan mau kalah ya, kalau teman-teman remaja dengan disabiitas saja bisa begitu semangat mengikuti pemilu 2024 nanti, kenapa kita tidak?! kalau masih bingung soal siapa yang mau dipilih ya silahkan cari tau lebih detil berbagai hal dulu soal latar belakang serta berbagai hal soal semua kandidat yang akan berlaga. Ingat jangan sampai salah memilih apalagi golput ya, karena pilihan kita akan berdampak pada kemajuan bangsa Indonesia 5 tahun kedepan.
0 comments:
Posting Komentar