Gorengan dan tumisan bisa dibilang merupakan makanan favorit di rumah yang harus selalu ada di meja makan. Berawal dari kesukaanku terhadap makanan serba digoreng dan ditumis, hampir semua anggota keluarga di rumah pun jadi menyukai hal yang sama. Bisa jadi ya karena pemegang penuh kekuasaan di dapur adalah aku sendiri yang notabene menyukai hal tersebut. Alhasil anggota keluarga lain pun jadi ikut menyukainya deh.
Sayur berkuah bukan tidak pernah hadir di meja makan rumah kami, tapi memang gorengan dan tumisan menjadi masakan yang paling sering ada. Jujur, beberapa kali kami sering mendapat nasihat dari dokter langganan agar tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan yang digoreng atau ditumis secara sembarangan. Alasannya tak lain adalah agar kesehatan keluarga bisa tetap terjaga dengan baik.
Nasehat tersebut tak lantas membuat kami berhenti atau mengurangi makanan yang kami sukai itu, karena kalau diperhatikan kembali, ada kata “secara sembarangan” yang tersemat dalam nasehat itu. Artinya, jika kami bisa memilih menu masakan yang digoreng dan ditumis dengan baik tentunya tidak akan menjadi masalah besar bagi kesehatan kami sekeluarga. Dari situlah aku mulai mencari tau lebih jauh soal pemilahan minyak goreng yang lebih aman.
Alhamdulillah di saat bersamaan aku pun mendapat kesempatan untuk bisa hadir langsung di acara talkshow dan demo masak bersama FILMA. Yup, aku benar-benar bersemangat mengikuti acara ini karena selain bisa melihat langsung demo masak yang dilakukan oleh Chef Devina, para peserta yang hadir juga bisa menyaksikan pengecekan kerusakan dari minyak goreng yang dipakai dengan menggunakan TPC Meter. Penasaran sama semua keseruan di acara ini? Baca tulisan ini sampai selesai yaa.
Demo Masak Bersama Chef Devina dan Pengecekan Kerusakan Minyak dengan TPC Meter
Sesaat setelah melakukan registrasi, para peserta yang hadir diajak mengikuti demo masak bersama Chef Devina. Ada tiga menu yang diperagakan oleh Chef Devina dalam acara ini, diantaranya adalah Menchi Katsu, Butterfly Ebi Furai, dan Crunchy Banana Nugget. Ketiga menu tersebut adalah menu masakan yang digoreng menggunakan minyak goreng FILMA.
Setiap selesai menggoreng satu menu, tim FILMA pun melakukan pengecekan kerusakan minyak goreng dengan menggunakan TPC Meter. Hasilnya, selesai menggoreng ketiganya TPC Meter stabil menunjukan angka 12%-13% saja. Bahkan ketika tim FILMA mengecek minyak goreng yang sudah digunakan sebanyak 20 kali pun, TPC Meter hanya menunjukan angka 15,5% saja.
Sebagai orang awam jujur aku tidak memahami berapa angka ideal yang pas untuk minyak goreng, begitupun para peserta lainnya. Raut wajah kebingungan jelas terlihat di wajah para peserta. Seperti paham dengan wajah-wajah bingung kami, tim FILMA pun langsung mengarahkan ke acara Talkshow yang membahas tuntas tentang hal ini.
Di acara talkshow tersebut barulah kami sedikit tercerahkan. TPC Meter atau Total Polar Compound adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat degradasi minyak goreng. Semakin tinggi nilai TPC maka semakin banyak pula senyawa polar yang terbentuk dalam minyak goreng. Gampangnya, semakin tinggi presentase yang ditunjukan dalam alat ini maka kerusakan minyak gorengnya pun semakin tinggi dan semakin tidak baik untuk kesehatan kita. Beberapa negara di Eropa menetapkan batas limit nilai TPC maksimal di 25%.
Sedikit flashback ke demo masak di awal acara, minyak goreng FILMA yang telah digunakan 3 kali stabil di angka 12% -13%, artinya minyak goreng FILMA terbukti lebih aman untuk digunakan memasak sehari-hari di rumah. Jujur, aku juga baru tau ternyata jernih saja tidak cukup untuk dijadikan indikator keamanan dari minyak goreng, pengecekan menggunakan TPC Meter ini cukup penting dilakukan agar lebih akurat.
Akhirnya terjawab nih, kenapa makanan yang digoreng atau ditumis menggunakan minyak goreng FILMA terasa beda dibanding yang lain. Wajar sih, soalnya minyak goreng FILMA ini tuh memang diproduksi dengan mengikuti standar nutrisi dan keamanan pangan demi menjamin kualitas nya. Jangan heran kalau minyak goreng FILMA lebih stabil di suhu panas dan hasil gorengannya pun lebih renyah dan matang merata.
Ketika mencoba nya di rumah pun aku merasakan sendiri, tiap menggoreng masakan menggunakan minyak goreng FILMA, hasilnya benar-benar lebih renyah dan gampang banget ditiriskan. Renyah nya pun bertahan jauh lebih lama. Keluarga di rumah yang memang sudah menyukai makanan serba digoreng pun jadi makin menyukai nya deh.
Nggak cuma itu saja, karena karakteristik dari minyak goreng FILMA ini yang tidak berasa, jernih dan tidak berbau, membuat minyak goreng FILMA juga enak dipakai untuk menumis masakan. Di rumah pun aku sering menggunakannya untuk menumis berbagai masakan seperti Tumis jengkol balado, Cue Tongkol Balado, tumis kangkung, dan berbagai menu tumisan lainnya.
Bahkan ketika digunakan untuk membuat sambal matah yang membutuhkan minyak panas nya untuk disiram ke potongan cabe pun, sama sekali tidak ada rasa seret di tenggorokan kami. Artinya, minyak goreng FILMA memang terbukti lebih aman digunakan untuk kebutuhan memasak sehari-hari di rumah. Jadi, untuk kamu para pecinta gorengan dan tumisan, nggak usah khawatir lagi ya, karena memang #CumaFILMAyangAman.
Minyak goreng yg terbaik dan ekonomis
BalasHapusAku pakai filma dah lama, karena memang dipakai berulang selain hemat dan aman juga
BalasHapusMinyak goreng FILMA emang aman bngt aku pakai berulang warnanya juga ttep jernih bkin krispi gorenganku
BalasHapus